Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat (Jabar) meninjau langsung progres pembangunan gedung ruang praktik siswa SMK Negeri 2 Kabupaten Garut, yang mangkrak karena target pembangunan tidak tercapai sampai Desember 2023, akibatnya kegiatan belajar mengajar siswa terganggu.

"Pembangunan ini belum selesai dikarenakan pihak ketiga tidak menyelesaikan sesuai tenggat waktu yang ditetapkan," kata Kepala Bidang SMK Disdik Jabar Edi Purwanto saat meninjau langsung kondisi gedung belajar yang belum selesai pembangunannya di SMKN 2 Kabupaten Garut, Jumat.

Baca juga: Polisi siap proses laporan dugaan penyerobotan lahan oleh SMKN 2 Garut

Ia menuturkan pembangunan gedung ruang praktik siswa itu dialokasikan anggarannya sebesar Rp1,9 miliar yang bersumber dari APBD Jabar tahun 2023 dengan target selesai pada Desember 2023.

Namun setelah batas akhir target pembangunan itu, kata dia, ternyata berdasarkan hasil peninjauan langsung ke lokasi belum selesai pembangunannya.

"Di perjanjian kan harusnya selesai bulan Desember, tapi kenyataannya sampai tenggat waktu yang sudah ada, dia tidak bisa menyelesaikan sehingga kita putus kontraknya," kata Edi.

Meski target pembangunan tidak tercapai, lanjut dia, pihak sekolah, khususnya siswa, tidak perlu khawatir karena pembangunan akan kembali dilanjutkan sampai tuntas pada tahun anggaran 2024.

Selain itu pihaknya bersama dengan Inspektorat dan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKD) akan menyelesaikan permasalahan pembangunan gedung sekolah tersebut.

"Nanti di 2024 pasti akan diteruskan sesuai dengan aturan yang berlaku, hari ini kan diputus dulu," katanya.

Ia menambahkan dari sekian banyak proyek pembangunan sekolah di Jabar, hanya satu bangunan sekolah yang tidak tuntas sesuai target pembangunan yakni SMKN 2 Garut.

"Ya, ini salah satu yang memang satu-satunya (tidak selesai sesuai target)," katanya.

Kepala SMKN 2 Garut Dadang Johar Arifin menyatakan pembangunan gedung ruang praktik siswa itu merupakan dana aspirasi yang diperjuangkan oleh anggota DPRD Provinsi Jabar dari Garut sebagai bentuk perhatiannya terhadap sekolah.

Namun kenyataannya, kata dia, gedung yang berkapasitas sembilan kelas itu tidak selesai sesuai dengan target akhir tahun 2023.

Dadang mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemborong yang tidak bekerja sesuai dengan target, akibatnya siswa tidak bisa menikmati fasilitas gedung tersebut untuk kegiatan belajar mengajar tahun 2024.

"Siswa banyak yang terganggu proses pembelajaran," katanya.

Ia berharap pembangunan sekolah segera diselesaikan, meski direncanakan lagi tahun anggaran 2024 agar siswa bisa belajar dengan nyaman.

"Bisa dikucurkan meskipun mekanismenya ada di bulan Oktober pada proses perubahan, barangkali bagaimana ini bisa ada percepatan," katanya.

Baca juga: Inovasi sabun cuci tangan buatan siswa SMKN 1 Garut dorong kemandirian desa

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024