Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa potensi maksimal gempa yang diakibatkan sesar Sumedang, Jawa Barat dapat mencapai magnitudo 5,6.

"Estimasi panjang sesar Sumedang berdasarkan seismisitas gempa-gempa susulan kurang lebih tujuh km, dengan potensi maksimal magnitudo 5,6," kata Kapuslitbang BMKG Rahmat Triyono dalam webinar "Kupas Tuntas Gempa Sumedang M4,8 31 Desember 2023" di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan sesar Sumedang diduga merupakan kelurusan dari sesar Tampomas, dengan estimasi panjang sesar Tampomas-Sumedang kurang lebih 15 km.

"Namun masih perlu survei mendalam antarlintas sektoral melalui kajian sesar aktif dari pendanaan IDRIP (Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project) untuk memastikan lokasi dan lintasan jalur sesar Sumedang," tuturnya.

Rahmat menambahkan sebagai upaya mitigasi ke depan perlu meninjau ulang kembali peraturan daerah mengenai tata ruang di wilayah Sumedang.

"Hal itu dikarenakan di bawah Kota Sumedang terdapat sesar aktif," katanya.

Di samping itu, kata dia, diperlukan juga pengecekan konstruksi jalan tol yang dilalui sesar Sumedang oleh pemangku kepentingan terkait.

Dalam kesempatan sama, peneliti gempa dari BMKG Pepen Supendi mengatakan Jawa Barat merupakan kawasan aktif gempa bumi tektonik, hal ini disebabkan oleh tumbukan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia.

Ia menambahkan aktivitas gempa di Jawa Barat banyak diakibatkan oleh aktivitas pergerakan lempeng di zona subduksi dan sesar aktif di daratan.

Ia menyebutkan sumber gempa sesar aktif di Jawa Barat, yakni sesar Cimandiri, sesar Cugenang, sesar Lembang, sesar Cipamingkis, sesar Garsela, sesar Baribis, sesar Cicalengka, sesar Cileunyi-Tanjungsari, sesar Tomo, sesar Cipeles, serta beberapa sesar aktif lainnya yang belum terpetakan.
Ia mengatakan pemetaan sesar-sesar aktif ini sangat penting untuk memperbaharui peta bahaya gempa yang ada dan memahami potensi bencana yang dapat ditimbulkannya, sekaligus penerapan building code yang baik diikuti oleh law enforcement yang baik pula.

"Sehingga harapan kita merasa aman dan nyaman berada di wilayah rawan gempa, namun tentunya tetap waspada," ucapnya.
 
Sementara itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan ada banyak sesar aktif besar dengan kekuatan di atas 6,5 magnitudo mengapit Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.
 
"Sumedang berada di antara sesar aktif yang besar-besar yang sudah kita pelajari dengan baik," kata Peneliti Gempa Bumi BRIN Mudrik Rahmawan Daryono dalam webinar bertajuk Kupas Tuntas Gempa Sumedang yang dipantau di Jakarta, Kamis.
 
"Magnitudo di atas 6,5 semua. Ini sesuatu yang harus kita waspadai," imbuhnya.
 
Mudrik menuturkan sesar-sesar aktif yang besar tersebut berada di kota-kota yang sangat penting, seperti Cirebon, Bandung, Jakarta, Karawang, Indramayu, dan lain sebagainya.
 
Menurut dia, kota-kota vital itu menyimpan energi berupa swarm earthquake maupun foreshocks.
 
Mudirik mengatakan sesar-sesar besar yang mengapit Sumedang adalah Sesar Baribis Segmen Tampomas yang berada di sisi utara, Sesar Baribis Segmen Ciremai pada sisi timur, Sesar Lembang pada sisi barat, Sesar Cileunyi Tanjungsari dan Sesar Garsela pada sisi selatan.

Baca juga: BMKG: Gempa Sumedang diduga perulangan gempa pada 14 Agustus 1955

Baca juga: Intensitas gempa turun, Pemkab Sumedang tak perpanjang tanggap darurat

Baca juga: BMKG: Gempa Sumedang beri pelajaran wujudkan rencana tata ruang aman
 
Sesar Baribis yang menerus dari Surabaya hingga ke sekitaran Jakarta memiliki kekuatan hingga mencapai 7 magnitudo, Sesar Lembang 7,0 magnitudo, Sesar Tampomas berkekuatan 6,7 magnitudo, Sesar Ciremai 1 sebesar 6,6 magnitudo, dan Sesar Ciremai 2 berkekuatan hingga 6,9 magnitudo.
 
Menurut Mudrik, keberadaan sesar-sesar besar tersebut harus dikaji lebih dalam agar bisa beradaptasi dan memitigasi potensi gempa bumi di masa depan.
 
Pada tahun 1847, di segmen Tampomas pernah terjadi gempa bumi. BRIN telah melakukan survei morfologi rinci menggunakan drone untuk mengetahui dampak gempa bumi darat tersebut.
 
Data drone memperlihatkan ada sebuah robekan khas dari sesar aktif yang menimbulkan pergeseran sekitar empat meter. Pergeseran empat meter itu dapat menimbulkan gempa bumi berkekuatan 7,0 magnitudo.
 
"Jadi di sisi sebelah situ ada indikasi kuat pernah terjadi gempa magnitudo 7," kata Mudrik.
 
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa masyarakat harus bersiap dengan kemungkinan terburuk dengan melakukan mitigasi terhadap ancaman gempa bumi di masa mendatang.

Baca juga: Sumedang berlakukan proses belajar mengajar siswa secara bergantian

Baca juga: BMKG identifikasi sesar baru penyebab gempa bumi di Sumedang


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG: Potensi gempa akibat sesar Sumedang dapat mencapai magnitudo 5,6

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024