Antarajawabarat.com,6/5 - Sejumlah petani di daerah Pantura Kabupaten Cirebon-Kuningan-Indramayu-Subang dan Majalengka, Jawa Barat, mengeluh anjloknya harga gabah saat terjadi panen serentak.

Karto, salah seorang petani di Kabupaten Cirebon kepada wartawan di Cirebon, Selasa, mengatakan akibat panen serentak di lima kabupaten, itu harga gabah anjlok.

Murahnya harga gabah merugikan petani, kata dia, karena sebelumnya bisa menembus harga Rp5.500 per kilogram, kini hanya ditampung oleh bandar seharga Rp3.200 per kilogram, jauh di bawah standar.

Ia menambahkan bahwa kini harga pokok penjualan gabah sangat rendah tidak sebanding dengan modal tanam, dan diperkirakan para petani padi akan beralih tanam palawija atau mengembangkan sayuran.

Sementara itu, Furkon, petani di Kuningan mengaku kualitas gabah rendah akibat petani sulit mengeringkan gabah karena cuaca tidak menentu, bahkan di Kabupaten Kuningan curah hujan masih cukup tinggi.

Sulitnya mengeringkan padi pascapanen, kata dia, menjadi alasan para tengkulak membeli gabah dengan harga rendah, bagi petani tidak ada pilihan karena mereka membutuhkan modal untuk tanam kembali.

Sementara itu, menurut Munari, petani lain di Kabupaten Indramayu, sebagian petani di daerah Pantura, Kabupaten Indramayu terpaksa menjual gabah kering panen, karena cuaca tidak menentu.

Ia menambahkan, selain itu yang sangat mempengaruhi rendahnya harga pokok penjualan, sehingga petani khawatir jika mereka menyimpan gabah panen raya akan semakin anjlok.

Demikian pula menurut Ir Anang, Kepala Seksi Kelembagaan dan Pengembangan Usaha Tani Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu, menjelaskan bahwa harga gabah rendah karena petani menjual gabah kering panen, mereka kesulitan menjemur gabah saat cuaca tidak menentu. ***2***

Enjang S

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014