Dewan Pengawas (Dewas) Perum LKBN ANTARA berdiskusi dengan Direktur PT Bogor Life Science & Technology (BLST) Naufal Mahfudz dan Komisaris BLST Ahmad Mukhlis Yusuf soal kerja sama dan bisnis perguruan tinggi negeri  dalam pengembangan riset menjadi produk komersial.

Diskusi ini berlangsung di IPB International Convention Center (IICC) Botani Square, Kota Bogor, Selasa, dalam rangkaian kunjungan Dewas ANTARA ke Biro Penyangga Jakarta LKBN ANTARA  di Kota Bogor.

Hadir Ketua Dewas Perum LKBN ANTARA Kemal Effendi Gani, Anggota Dewas Mayong Suryo Laksono dan Monang Sinaga,  Sekretaris Dewas Joni Darmono, Kepala LKBN ANTARA Biro Penyangga Jakarta Budi Setiawanto, Anggota Komite Pemantauan Risiko Singgih Budihartono, dan Staf Sekretariat Dewas Nisa.

"Kami banyak membuat riset dan sudah menjadi produk yang tersebar di pasar nasional dan internasional. Bukan hanya minuman dan makanan ada juga obat herbal serta konsep one health yang menggabungkan kesehatan hewan dan kesehatan manusia untuk menghasilkan solusi penyakit yang berkembang saat ini dan ke depan," kata Naufal.

BLST adalah induk perusahaan IPB University yang menaungi 8 perusahaan, antara lain agrowisata, perhotelan, jasa konvensi, penerbitan, pelatihan, dan konsultan.

Naufal memaparkan, bahwa sejumlah tantangan perguruan tinggi selain riset dan produk yang dihasilkan, ada juga perizinan dan opsi perizinan PTN yang harus dilalui untuk dapat mengembangkan bisnis.

Ia menyampaikan, bahwa akan ada pertemuan perguruan tinggi untuk mendorong lahirnya peraturan pemerintah mengenai alur riset.
 

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023