Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan bahwa rupiah melemah terhadap dolar AS dipengaruhi oleh data sektor ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang membaik, dengan tingkat pengangguran yang turun.
 
Pada penutupan perdagangan di Jakarta, Senin, rupiah menurun tajam sebesar 105 poin atau 0,68 persen menjadi Rp15.623 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.518 per dolar AS.
 
"Tingkat pengangguran turun ke level terendahnya dalam empat bulan menjadi 3,7 persen," kata Reny kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
 
 
Sementara itu, ada penambahan lapangan kerja di AS, yang ditunjukkan oleh data Non-Farm Payroll (NFP) naik lebih tinggi dari perkiraan menjadi sebesar 199 ribu pada November 2023.
 
Di sisi lain, sentimen konsumen University of Michigan untuk AS melonjak menjadi 69,4 pada Desember 2023 dan ekspektasi inflasi akan turun menjadi 3,1 persen pada November 2023.
 
Perkembangan data AS terkini membuat imbal hasil obligasi Pemerintah AS (US treasury yield) kembali meningkat ke 4,6 persen dan indeks dolar AS kembali naik ke level 104 yang mengindikasikan penguatan dolar AS kembali terjadi terhadap sejumlah mata uang utama (major currencies).
 
Investor menantikan pertemuan kebijakan Bank Sentral AS atau The Fed dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Desember 2023.
 
 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah melemah setelah data pengangguran AS membaik

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023