Letjen TNI (Purn.) Doni Monardo berpulang kembali kepada Tuhan Sang Pencipta.
Ucapan duka mengalir dari berbagai kalangan rakyat Indonesia baik yang mengenal dekat pribadi mendiang Doni Monardo sampai yang tak pernah berjumpa dengan dia, tetapi banyak terbantu oleh almarhum, mengingat semasa hidupnya purnawirawan bintang tiga itu pernah bertugas sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Penanggulangan COVID-19.
Dari para sejawat dan juniornya, yang saat ini mengisi jabatan di TNI Angkatan Darat dan Kementerian Pertahanan RI, sosok Doni Monardo dikenang sebagai pribadi yang penuh dedikasi dan selalu bekerja tanpa pernah mengeluh.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Kristomei Sianturi membagikan kenangan pribadinya saat bekerja bersama mendiang Doni Monardo di Satgas Penanggulangan COVID-19. Dia saat itu bertugas dalam Tim Media dan Publikasi Penanggulangan COVID-19 yang berada di bawah komando Doni Monardo.
“Selama kurang lebih 3 bulan, beliau tidak pernah kembali ke rumah, selalu mengevaluasi, mengomando, dan memonitor kegiatan penanganan COVID-19, siang dan malam. Dedikasi dan semangat kerja tanpa mengenal lelah dan tidak pernah mengeluh, selalu berusaha memberikan karya terbaik,” kata Kristomei saat dihubungi di Jakarta, Minggu.
Buat Kristomei, sosok Doni Monardo selalu menjadi panutan dirinya dalam bekerja dan mengabdi untuk bangsa dan negara.
Dia pun mengucapkan duka untuk mendiang seniornya itu berikut keluarga yang ditinggalkan. “Semoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan,” kata Kristomei.
Tidak hanya Kristomei, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan (Karo Humas Setjen Kemhan) RI Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha juga membagikan ucapan dukanya. Edwin, dalam unggahan di Instagram pribadinya @edwin.sumantha, menyampaikan ucapan duka termasuk kepada keluarga yang ditinggalkan.
Kemudian, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto juga menyampaikan ucapan duka sebagaimana diunggah dalam akun resmi Instagram @kemhanri. “Semoga amal ibadah, pengabdian, dan perjuangan almarhum diterima Allah SWT,” kata Menhan RI sebagaimana dibenarkan oleh Kepala Biro Humas Setjen Kemhan.
Doni Monardo, yang lahir di Cimahi, Jawa Barat pada 10 Mei 1963, wafat pada usia 60 tahun di ruang ICU RS Siloam Semanggi, Jakarta, Minggu (3/12). Staf Khusus Kepala BNPB Periode 2019–2021 Egy Massadiah membagikan kabar duka itu tidak lama setelah mendiang Doni berpulang.
Doni wafat setelah sakit dan kesehatannya terus menurun sejak 22 September 2023. Sejak 22 September pula almarhum dirawat intensif di RS Siloam Semanggi. Dalam masa-masa itu, Presiden RI Joko Widodo sempat menjenguk Doni di rumah sakit dan bertemu dengan keluarganya.
Jejak pengabdian
Doni Monardo semasa hidup mengabdikan sebagian besar waktunya sebagai prajurit TNI dan sebagai Kepala BNPB sampai akhirnya pensiun.
Dia mengawali kariernya sebagai prajurit pada 1985 selepas lulus dari AKABRI. Doni Monardo mengawali kariernya di satuan tempur infanteri dan tergabung dalam Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sejak 1986–1998. Beberapa operasi penting pun turut melibatkan Doni, di antaranya di Timor-Timor dan Aceh pada masa-masa konflik.
Beberapa jabatan strategis yang pernah diemban oleh Doni Monardo di antaranya Komandan Batalyon (Danyon) 11 Grup 1/Kopassus (1998–1999), Danyonif 741/Satya Bhakti Wirottama (1999–2001), Dandenma Paspampres (2001–2003), Kepala Tim (Katim) Analis Intel Kolakoops TNI (2003–2004), Wakil Asisten Operasi Komandan Paspampres (2004–2006), Komandan Brigif Lintas Udara 3/Tri Budi Mahasakti (2006–2008), Komandan Grup A Paspampres (2008–2010), Danrem 061/Surya Kencana (2010–2011), Wakil Komandan Jenderal Kopassus (2011–2012), Komandan Paspampres (2012–2014), Danjen Kopassus (2014–2015), Pangdam XVI/Pattimura (2015–2017), Pangdam III/Siliwangi (2017–2018), dan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (2018–2019) pun menjadi jabatan terakhirnya di lingkungan militer.
Kemudian, semasa dia menyandang pangkat jenderal bintang tiga, Doni mengemban tugas sebagai Kepala BNPB (2019–2021). Penugasan Doni di BNPB tentu bukan masa yang mudah, karena saat itu, dunia menghadapi pandemi COVID-19, tak terkecuali Indonesia. Presiden RI sejak 13 April 2020 menetapkan Indonesia sebagai darurat COVID-19, dan Doni mengemban tugas penting sebagai Kasatgas Penanggulangan COVID-19.
Doni, semasa bertugas sebagai Kasatgas, di kalangan jajarannya dikenal tidak pernah berhenti bekerja. Dia pun mengakui selama lebih dari 1 tahun tinggal sementara di Graha BNPB, kantornya saat itu. Kemudian, saat-saat pandemi COVID-19 dalam titik terburuknya, Doni pun tetap berkeliling ke daerah-daerah Indonesia, termasuk lokasi-lokasi yang rawan, untuk meninjau langsung penanggulangan wabah virus itu. Di tengah penanggulangan COVID-19, dia juga terjun langsung ikut menangani penanggulangan bencana, termasuk di antaranya gempa bumi di Sulawesi Barat dan banjir di Kalimantan Selatan.
Di tengah pekerjaannya itu, dia pun sempat terserang COVID-19. Doni mengumumkan kepada publik kondisi kesehatannya, memberi contoh kepada yang lain untuk menjalankan prosedur kesehatan COVID-19 seperti menjalani tes PCR, mengisolasi diri, dan berobat serta menjalani perawatan. Setidaknya selama kurang lebih tiga pekan, hasil tes PCR baru menyatakan dia sudah negatif COVID-19.
Selepas itu, dia langsung kembali bekerja meninjau langsung penanggulangan bencana dan COVID-19.
Doni kemudian mengakhiri jabatannya di BNPB pada 2021. Dia saat itu digantikan oleh Ganip Warsito, yang saat ini juga menyandang status purnawirawan bintang tiga.
Selepas purnatugas sebagai kepala BNPB, Doni Monardo menerima penghargaan dari berbagai lembaga, termasuk dari Presiden RI Joko Widodo. Presiden pada Maret 2023 memberi penghargaan penanggulangan COVID-19 kepada Doni Monardo. Penghargaan itu diberikan Presiden berkat terobosan Doni yang menerapkan strategi pentahelix dalam penanggulangan COVID-19.
Berkat strategi pentahelix, COVID-19 ditangani gotong royong melibatkan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari BNPB, Kementerian Kesehatan, TNI/Polri, kelompok masyarakat, media massa, akademisi, dan lembaga-lembaga terkait lainnya, bahkan swasta.
Kemudian, mendiang Doni Monardo juga menerima Medali Emas Kemerdekaan Pers dari Dewan Pers atas jasa dan peran pentingnya dalam membangun kerja sama dengan media melalui sejumlah program terkait sosialisasi penanggulangan pandemi COVID-19. Penghargaan itu diberikan Dewan Pers kepada Doni Monardo pada 9 Februari 2021.
Purnawirawan itu malam ini berpulang. Namun, sosoknya yang menjadi teladan dan penuh dedikasi, serta jasa-jasa dan jejak pengabdiannya selalu terkenang dan abadi karena menjadi inspirasi tidak hanya bagi prajurit TNI, tetapi jajaran kementerian/lembaga dan generasi muda yang menjadi penerus dirinya.
Rest in peace, Jenderal. Jasa-jasamu, abadi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Obituari - Doni Monardo dan jasanya yang terkenang abadi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Ucapan duka mengalir dari berbagai kalangan rakyat Indonesia baik yang mengenal dekat pribadi mendiang Doni Monardo sampai yang tak pernah berjumpa dengan dia, tetapi banyak terbantu oleh almarhum, mengingat semasa hidupnya purnawirawan bintang tiga itu pernah bertugas sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Penanggulangan COVID-19.
Dari para sejawat dan juniornya, yang saat ini mengisi jabatan di TNI Angkatan Darat dan Kementerian Pertahanan RI, sosok Doni Monardo dikenang sebagai pribadi yang penuh dedikasi dan selalu bekerja tanpa pernah mengeluh.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Kristomei Sianturi membagikan kenangan pribadinya saat bekerja bersama mendiang Doni Monardo di Satgas Penanggulangan COVID-19. Dia saat itu bertugas dalam Tim Media dan Publikasi Penanggulangan COVID-19 yang berada di bawah komando Doni Monardo.
“Selama kurang lebih 3 bulan, beliau tidak pernah kembali ke rumah, selalu mengevaluasi, mengomando, dan memonitor kegiatan penanganan COVID-19, siang dan malam. Dedikasi dan semangat kerja tanpa mengenal lelah dan tidak pernah mengeluh, selalu berusaha memberikan karya terbaik,” kata Kristomei saat dihubungi di Jakarta, Minggu.
Buat Kristomei, sosok Doni Monardo selalu menjadi panutan dirinya dalam bekerja dan mengabdi untuk bangsa dan negara.
Dia pun mengucapkan duka untuk mendiang seniornya itu berikut keluarga yang ditinggalkan. “Semoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan,” kata Kristomei.
Tidak hanya Kristomei, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan (Karo Humas Setjen Kemhan) RI Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha juga membagikan ucapan dukanya. Edwin, dalam unggahan di Instagram pribadinya @edwin.sumantha, menyampaikan ucapan duka termasuk kepada keluarga yang ditinggalkan.
Kemudian, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto juga menyampaikan ucapan duka sebagaimana diunggah dalam akun resmi Instagram @kemhanri. “Semoga amal ibadah, pengabdian, dan perjuangan almarhum diterima Allah SWT,” kata Menhan RI sebagaimana dibenarkan oleh Kepala Biro Humas Setjen Kemhan.
Doni Monardo, yang lahir di Cimahi, Jawa Barat pada 10 Mei 1963, wafat pada usia 60 tahun di ruang ICU RS Siloam Semanggi, Jakarta, Minggu (3/12). Staf Khusus Kepala BNPB Periode 2019–2021 Egy Massadiah membagikan kabar duka itu tidak lama setelah mendiang Doni berpulang.
Doni wafat setelah sakit dan kesehatannya terus menurun sejak 22 September 2023. Sejak 22 September pula almarhum dirawat intensif di RS Siloam Semanggi. Dalam masa-masa itu, Presiden RI Joko Widodo sempat menjenguk Doni di rumah sakit dan bertemu dengan keluarganya.
Jejak pengabdian
Doni Monardo semasa hidup mengabdikan sebagian besar waktunya sebagai prajurit TNI dan sebagai Kepala BNPB sampai akhirnya pensiun.
Dia mengawali kariernya sebagai prajurit pada 1985 selepas lulus dari AKABRI. Doni Monardo mengawali kariernya di satuan tempur infanteri dan tergabung dalam Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sejak 1986–1998. Beberapa operasi penting pun turut melibatkan Doni, di antaranya di Timor-Timor dan Aceh pada masa-masa konflik.
Beberapa jabatan strategis yang pernah diemban oleh Doni Monardo di antaranya Komandan Batalyon (Danyon) 11 Grup 1/Kopassus (1998–1999), Danyonif 741/Satya Bhakti Wirottama (1999–2001), Dandenma Paspampres (2001–2003), Kepala Tim (Katim) Analis Intel Kolakoops TNI (2003–2004), Wakil Asisten Operasi Komandan Paspampres (2004–2006), Komandan Brigif Lintas Udara 3/Tri Budi Mahasakti (2006–2008), Komandan Grup A Paspampres (2008–2010), Danrem 061/Surya Kencana (2010–2011), Wakil Komandan Jenderal Kopassus (2011–2012), Komandan Paspampres (2012–2014), Danjen Kopassus (2014–2015), Pangdam XVI/Pattimura (2015–2017), Pangdam III/Siliwangi (2017–2018), dan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (2018–2019) pun menjadi jabatan terakhirnya di lingkungan militer.
Kemudian, semasa dia menyandang pangkat jenderal bintang tiga, Doni mengemban tugas sebagai Kepala BNPB (2019–2021). Penugasan Doni di BNPB tentu bukan masa yang mudah, karena saat itu, dunia menghadapi pandemi COVID-19, tak terkecuali Indonesia. Presiden RI sejak 13 April 2020 menetapkan Indonesia sebagai darurat COVID-19, dan Doni mengemban tugas penting sebagai Kasatgas Penanggulangan COVID-19.
Doni, semasa bertugas sebagai Kasatgas, di kalangan jajarannya dikenal tidak pernah berhenti bekerja. Dia pun mengakui selama lebih dari 1 tahun tinggal sementara di Graha BNPB, kantornya saat itu. Kemudian, saat-saat pandemi COVID-19 dalam titik terburuknya, Doni pun tetap berkeliling ke daerah-daerah Indonesia, termasuk lokasi-lokasi yang rawan, untuk meninjau langsung penanggulangan wabah virus itu. Di tengah penanggulangan COVID-19, dia juga terjun langsung ikut menangani penanggulangan bencana, termasuk di antaranya gempa bumi di Sulawesi Barat dan banjir di Kalimantan Selatan.
Di tengah pekerjaannya itu, dia pun sempat terserang COVID-19. Doni mengumumkan kepada publik kondisi kesehatannya, memberi contoh kepada yang lain untuk menjalankan prosedur kesehatan COVID-19 seperti menjalani tes PCR, mengisolasi diri, dan berobat serta menjalani perawatan. Setidaknya selama kurang lebih tiga pekan, hasil tes PCR baru menyatakan dia sudah negatif COVID-19.
Selepas itu, dia langsung kembali bekerja meninjau langsung penanggulangan bencana dan COVID-19.
Doni kemudian mengakhiri jabatannya di BNPB pada 2021. Dia saat itu digantikan oleh Ganip Warsito, yang saat ini juga menyandang status purnawirawan bintang tiga.
Selepas purnatugas sebagai kepala BNPB, Doni Monardo menerima penghargaan dari berbagai lembaga, termasuk dari Presiden RI Joko Widodo. Presiden pada Maret 2023 memberi penghargaan penanggulangan COVID-19 kepada Doni Monardo. Penghargaan itu diberikan Presiden berkat terobosan Doni yang menerapkan strategi pentahelix dalam penanggulangan COVID-19.
Berkat strategi pentahelix, COVID-19 ditangani gotong royong melibatkan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari BNPB, Kementerian Kesehatan, TNI/Polri, kelompok masyarakat, media massa, akademisi, dan lembaga-lembaga terkait lainnya, bahkan swasta.
Kemudian, mendiang Doni Monardo juga menerima Medali Emas Kemerdekaan Pers dari Dewan Pers atas jasa dan peran pentingnya dalam membangun kerja sama dengan media melalui sejumlah program terkait sosialisasi penanggulangan pandemi COVID-19. Penghargaan itu diberikan Dewan Pers kepada Doni Monardo pada 9 Februari 2021.
Purnawirawan itu malam ini berpulang. Namun, sosoknya yang menjadi teladan dan penuh dedikasi, serta jasa-jasa dan jejak pengabdiannya selalu terkenang dan abadi karena menjadi inspirasi tidak hanya bagi prajurit TNI, tetapi jajaran kementerian/lembaga dan generasi muda yang menjadi penerus dirinya.
Rest in peace, Jenderal. Jasa-jasamu, abadi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Obituari - Doni Monardo dan jasanya yang terkenang abadi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023