Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Prefektur Shizuoka, Jepang, berkolaborasi menggelar bursa kerja edisi ke-5 pada 2-3 Desember 2023 di Bandung, untuk menjaring tenaga kerja ke Negeri Sakura.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kadisnakertrans) Jawa Barat, Teppy Wawan Dharmawan mengatakan bahwa kolaborasi yang dilakukan oleh kedua pemerintah daerah lintas negara ini, selama empat edisi dari 2021 sampai awal 2023, telah terserap sebanyak 72 orang bekerja di berbagai industri di Shizuoka.
"Kami berharap pada pelaksanaan job fair yang kelima ini, dapat menyerap banyak pekerja asal Jawa Barat yang berkompeten dan sesuai dengan harapan para perusahaan peserta jobfair," ucap Teppy di lokasi, Sabtu.
Dalam bursa kerja bertajuk Job Fair Fuji no Kuni Mensetsukai edisi ke-5 ini, kata Teppy, dibuka lowongan untuk 38 posisi pada 11 perusahaan di Shizuoka dari beragam jenis usaha, mulai dari pariwisata, industri pengolahan, perikanan, dan lain-lainnya.
"Dan pasti ada spesifikasi khusus yang dibutuhkan untuk berbagai perusahaan itu, dalam kegiatan ini perusahaan-perusahaan itu akan mewawancarai pencari kerja untuk direkrut," ujarnya.
Lebih lanjut, Teppy menjelaskan bahwa digelarnya bursa kerja hasil kolaborasi antar pemerintah ini, adalah sebagai salah cara untuk menjawab tantangan terhadap masih tingginya tingkat pengangguran terbuka (tpt) di Jawa Barat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2023, angkatan kerja Jabar mencapai 25,39 juta orang, dan yang bekerja sebanyak 23,50 juta orang, sehingga tercatat ada pengangguran sebanyak 1,8 juta orang atau 7,44 persen dari angkatan kerja.
"Meskipun mengalami penurunan, angka ini masih terbilang cukup besar apabila dibandingkan dengan penduduk pada provinsi lain di Indonesia seperti misalkan di provinsi Gorontalo. Bahkan apabila dibandingkan dengan Prefektur Shizuoka, jumlah ini mencapai setengah dari jumlah penduduk yang ada di sana," ucapnya.
Dijelaskan oleh Teppy, saat ini Jawa Barat sedang mengalami fenomena bonus demografi, di mana proporsi anak muda usia produktif mengalami peningkatan yang sangat pesat, sementara di satu sisi Jepang mengalami krisis kependudukan akibat fenomena the aging population, yaitu kondisi kekurangan angkatan kerja akibat rendahnya angka kelahiran dan tingginya populasi warga berusia di atas 65 tahun.
"Dengan kondisi tersebut, ditambah jumlah lapangan kerja terbatas, tidak sedikit pencari kerja mencari kesempatan kerja ke luar negeri salah satunya Jepang, yang tentu menjadi peluang terjadinya simbiosis mutualisme antara Jawa Barat dan Prefektur Shizuoka," tuturnya.
Kolaborasi yang menghasilkan simbiosis mutualisme, tambah Teppy, dibutuhkan dalam menjawab tantangan itu, terlebih dengan adanya perkembangan ekonomi dan teknologi informasi yang memaksa untuk meninggalkan cara-cara lama dalam menghadapi permasalahan.
"Begitu juga dalam melakukan sebuah inovasi dalam penyelesaian masalah tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri, karena tentu ada keterbatasan baik sumber daya manusia, maupun sumber daya pendanaan, oleh karena itu dituntut adanya kolaborasi," kata dia menambahkan.
Bursa kerja ini, sepenuhnya difasilitasi langsung oleh Pemerintah Prefektur Shizuoka dengan mengajak serta berbagai perusahaan di sana, untuk datang ke Bandung.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemprov Jabar-Shizuoka kolaborasi jaring tenaga kerja ke Jepang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kadisnakertrans) Jawa Barat, Teppy Wawan Dharmawan mengatakan bahwa kolaborasi yang dilakukan oleh kedua pemerintah daerah lintas negara ini, selama empat edisi dari 2021 sampai awal 2023, telah terserap sebanyak 72 orang bekerja di berbagai industri di Shizuoka.
"Kami berharap pada pelaksanaan job fair yang kelima ini, dapat menyerap banyak pekerja asal Jawa Barat yang berkompeten dan sesuai dengan harapan para perusahaan peserta jobfair," ucap Teppy di lokasi, Sabtu.
Dalam bursa kerja bertajuk Job Fair Fuji no Kuni Mensetsukai edisi ke-5 ini, kata Teppy, dibuka lowongan untuk 38 posisi pada 11 perusahaan di Shizuoka dari beragam jenis usaha, mulai dari pariwisata, industri pengolahan, perikanan, dan lain-lainnya.
"Dan pasti ada spesifikasi khusus yang dibutuhkan untuk berbagai perusahaan itu, dalam kegiatan ini perusahaan-perusahaan itu akan mewawancarai pencari kerja untuk direkrut," ujarnya.
Lebih lanjut, Teppy menjelaskan bahwa digelarnya bursa kerja hasil kolaborasi antar pemerintah ini, adalah sebagai salah cara untuk menjawab tantangan terhadap masih tingginya tingkat pengangguran terbuka (tpt) di Jawa Barat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2023, angkatan kerja Jabar mencapai 25,39 juta orang, dan yang bekerja sebanyak 23,50 juta orang, sehingga tercatat ada pengangguran sebanyak 1,8 juta orang atau 7,44 persen dari angkatan kerja.
"Meskipun mengalami penurunan, angka ini masih terbilang cukup besar apabila dibandingkan dengan penduduk pada provinsi lain di Indonesia seperti misalkan di provinsi Gorontalo. Bahkan apabila dibandingkan dengan Prefektur Shizuoka, jumlah ini mencapai setengah dari jumlah penduduk yang ada di sana," ucapnya.
Dijelaskan oleh Teppy, saat ini Jawa Barat sedang mengalami fenomena bonus demografi, di mana proporsi anak muda usia produktif mengalami peningkatan yang sangat pesat, sementara di satu sisi Jepang mengalami krisis kependudukan akibat fenomena the aging population, yaitu kondisi kekurangan angkatan kerja akibat rendahnya angka kelahiran dan tingginya populasi warga berusia di atas 65 tahun.
"Dengan kondisi tersebut, ditambah jumlah lapangan kerja terbatas, tidak sedikit pencari kerja mencari kesempatan kerja ke luar negeri salah satunya Jepang, yang tentu menjadi peluang terjadinya simbiosis mutualisme antara Jawa Barat dan Prefektur Shizuoka," tuturnya.
Kolaborasi yang menghasilkan simbiosis mutualisme, tambah Teppy, dibutuhkan dalam menjawab tantangan itu, terlebih dengan adanya perkembangan ekonomi dan teknologi informasi yang memaksa untuk meninggalkan cara-cara lama dalam menghadapi permasalahan.
"Begitu juga dalam melakukan sebuah inovasi dalam penyelesaian masalah tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri, karena tentu ada keterbatasan baik sumber daya manusia, maupun sumber daya pendanaan, oleh karena itu dituntut adanya kolaborasi," kata dia menambahkan.
Bursa kerja ini, sepenuhnya difasilitasi langsung oleh Pemerintah Prefektur Shizuoka dengan mengajak serta berbagai perusahaan di sana, untuk datang ke Bandung.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemprov Jabar-Shizuoka kolaborasi jaring tenaga kerja ke Jepang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023