Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat mendistribusikan air bersih 20 ribuan liter atau 4-5 tangki setiap hari kepada masyarakat yang masih kesulitan mendapatkan air bersih karena terdampak kemarau.
"Pendistribusian air bersih setiap hari empat sampai lima tangki, (setiap truk tangki, red.) kapasitas empat ribu liter," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Aah Anwar Saefulloh di Garut, Rabu.
Baca juga: BPBD Garut manfaatkan 8 sumber air untuk disalurkan ke warga
BPBD Garut sudah menetapkan masa tanggap darurat selama 21 hari, hingga 24 Oktober 2023, selanjutnya diberlakukan masa transisi hingga 31 Oktober 2023 karena musim kemarau masih terjadi dan berdampak kesulitan masyarakat mendapatkan air bersih.
Selama masa transisi itu, BPBD Garut bersama instansi lainnya melakukan pendistribusian air setiap hari menggunakan truk tangki berkapasitas empat ribu liter ke daerah yang dilanda kekeringan.
"Masih dilakukan pendistribusian di masa transisi darurat bencana kekeringan di wilayah Kabupaten Garut," katanya.
Beberapa daerah setempat yang terus mendapatkan pasokan air bersih, yakni Kampung Sukaresmi, Desa Cintanagara, Kecamatan Cigedug yang hingga dua kali pengiriman dua tangki air untuk kebutuhan 133 kepala keluarga (KK) atau 480 jiwa.
Selain itu, Kampung Babakan Ciperang, Desa Sukarame, Kecamatan Leles yang mendapatkan pasokan air bersih untuk kebutuhan 121 KK atau 378 jiwa, Kampung Sakawayana, Desa Sakawayana, Kecamatan Malangbong untuk memenuhi kebutuhan 311 KK atau 1.109 jiwa.
"Kebutuhan air ini menjadi prioritas pemerintah untuk terus mendistribusikan memenuhi kebutuhan masyarakat," katanya.
Baca juga: BPBD Garut tetap lanjutkan penyaluran bantuan air setelah tanggap darurat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Pendistribusian air bersih setiap hari empat sampai lima tangki, (setiap truk tangki, red.) kapasitas empat ribu liter," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Aah Anwar Saefulloh di Garut, Rabu.
Baca juga: BPBD Garut manfaatkan 8 sumber air untuk disalurkan ke warga
BPBD Garut sudah menetapkan masa tanggap darurat selama 21 hari, hingga 24 Oktober 2023, selanjutnya diberlakukan masa transisi hingga 31 Oktober 2023 karena musim kemarau masih terjadi dan berdampak kesulitan masyarakat mendapatkan air bersih.
Selama masa transisi itu, BPBD Garut bersama instansi lainnya melakukan pendistribusian air setiap hari menggunakan truk tangki berkapasitas empat ribu liter ke daerah yang dilanda kekeringan.
"Masih dilakukan pendistribusian di masa transisi darurat bencana kekeringan di wilayah Kabupaten Garut," katanya.
Beberapa daerah setempat yang terus mendapatkan pasokan air bersih, yakni Kampung Sukaresmi, Desa Cintanagara, Kecamatan Cigedug yang hingga dua kali pengiriman dua tangki air untuk kebutuhan 133 kepala keluarga (KK) atau 480 jiwa.
Selain itu, Kampung Babakan Ciperang, Desa Sukarame, Kecamatan Leles yang mendapatkan pasokan air bersih untuk kebutuhan 121 KK atau 378 jiwa, Kampung Sakawayana, Desa Sakawayana, Kecamatan Malangbong untuk memenuhi kebutuhan 311 KK atau 1.109 jiwa.
"Kebutuhan air ini menjadi prioritas pemerintah untuk terus mendistribusikan memenuhi kebutuhan masyarakat," katanya.
Baca juga: BPBD Garut tetap lanjutkan penyaluran bantuan air setelah tanggap darurat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023