Analis pasar uang dari Bank Woori Saudara BWS Rully Nova menyatakan pelemahan rupiah dipengaruhi kekhawatiran pasar terhadap prospek ekonomi global, serta imbal hasil obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan indeks dolar AS yang meningkat.

“(Kekhawatiran tersebut berupa) perlambatan pertumbuhan ekonomi, terutama di zona Eropa dan China,” ujar Rully Nova ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Data Purchasing Managers' Index (PMI) Eropa tercatat sebesar 47,9 dengan ekspektasi 48,3. Adapun data PMI sektor jasa China pada Agustus 2023 menunjukkan penurunan pertumbuhan menjadi 51,8 dengan ekspektasi 53,6.

Menurut Rully, usaha stimulus Pemerintah China masih belum cukup untuk meningkatkan belanja konsumsi domestik masyarakat.

“(Terkait) ekonomi AS masih cukup kuat dengan pasar tenaga kerja yang stabil dan tren penurunan inflasi, walaupun masih belum mendekati target inflasi The Fed (sebesar) 2 persen,” ucapnya.
 

Bagi analis pasar uang Lukman Leong, rally dolar AS akhir-akhir ini cukup kuat dan diperkirakan bisa bertahan hingga Federal Open Market Committee (FOMC) pada September 2023. Pejabat The Fed diperkirakan kembali memberikan pernyataan hawkish.

 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Analis: Rupiah lemah karena pasar khawatir prospek ekonomi global

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023