Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin belum memastikan batuk yang dialami Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebabkan oleh pengaruh udara kotor yang melanda kawasan Jakarta dan sekitarnya.

"Presiden bilang beliau agak batuk-batuk kemarin," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin usai menghadiri acara Penganugerahan Tenaga Kesehatan Teladan 2023 di Jakarta, Selasa.

Namun saat ditanya apakah penyebabnya adalah kotor? Menkes Budi mengatakan dugaan tersebut belum diperiksa lebih lanjut oleh tenaga kesehatan yang berwenang.

"Itu belum diperiksa," ujar Menkes.

Menurut dia, Presiden Jokowi telah memberikan arahan kepada Kemenkes untuk mengambil bagian dalam upaya penanggulangan udara kotor di sektor hilir yakni melalui deteksi dini kesehatan paru-paru masyarakat menggunakan alat tes fungsi paru di setiap puskesmas pada daerah berpolusi tinggi.

Alat yang kini tersedia, kata Menkes Budi, bernama sprirometri yang dapat mendeteksi sejumlah penyakit yang dipicu udara kotor, seperti asma, tuberkulosis, kanker paru, dan paru obsurpsi kronis.

Sektor hilir lainnya yang kini diperkuat adalah kesiapan fasilitas pelayanan di rumah sakit untuk mengobati pasien dengan keluhan gangguan pernapasan.

"Itu sudah kita siapkan gimana perawatan di RS," kata Menkes Budi.

Seluruh laporan terkait pengaruh udara kotor bagi kesehatan masyarakat, kata dia, dikoordinasikan kepada kementerian/lembaga terkait sebagai bahan evaluasi.

"Kami menjaga agar monitor kondisinya seperti apa. Kami laporkan ke kementerian yang handle sebabnya (udara kotor) dan kami siapkan kalau akibatnya terjadi pada masyarakat," katanya.

Sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) sekaligus Menteri ESDM Ad Interim Sandiaga Uno mengatakan Presiden Jokowi terkena dampak dari kualitas udara yang buruk dan tidak sehat di Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir.
“Presiden minta dalam waktu satu minggu ini ada langkah konkret karena Presiden sendiri sudah batuk katanya sudah hampir 4 minggu beliau (Presiden Jokowi) belum pernah merasakan seperti ini dan kemungkinan, dokter menyampaikan, ada kontribusi daripada udara yang tidak sehat dan kualitasnya buruk,” kata Sandiaga setelah rapat terbatas mengenai polusi udara di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/8).

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) sekaligus Menteri ESDM Ad Interim Sandiaga Uno mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkena dampak dari kualitas udara yang buruk dan tidak sehat di Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir.

“Presiden minta dalam waktu satu minggu ini ada langkah konkret karena Presiden sendiri sudah batuk katanya sudah hampir 4 minggu beliau (Presiden Joko Widodo) belum pernah merasakan seperti ini dan kemungkinan, dokter menyampaikan, ada kontribusi daripada udara yang tidak sehat dan kualitasnya buruk,” kata Sandiaga setelah rapat terbatas mengenai polusi udara di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.

Sandiaga yang dalam rapat terbatas pada Senin ini hadir sebagai Menteri ESDM Ad Interim, mengatakan Presiden Jokowi meminta kepada jajaran menteri dan kepala lembaga terkait untuk menyusun langkah-langkah konkret dalam satu pekan ke depan untuk mengatasi polusi udara di Jabodetabek.

“Tadi rapat menyetujui langkah-langkah konkret secara spesifik untuk memperbaiki kualitas udara Jakarta karena kalau kita lihat Beijing berhasil melakukan itu dan saya sangat yakin dengan kolaborasi pemerintah daerah, dunia usaha, kita bisa juga memperbaiki kualitas udara di Jakarta karena sangat berdampak secara jangka panjang terhadap kesehatan masyarakat,” ujar dia.

Sementara dari sisi pariwisata, kata Sandi, polusi udara dapat mengganggu pelaksanaan lomba lari marathon internasional yang kerap diselenggarakan di Jabodetabek, serta ajang pariwisata olah raga (sports tourism) lainnya.

Sandi mengaku khawatir jika polusi udara terus memburuk, maka dapat menurunkan reputasi Jakarta sebagai kota yang kerap menyelenggarakan lomba lari marathon internasional, dan pada akhirnya mengurangi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.

“Berdampak juga pada penurunan minat untuk berwisata terutama di wilayah Jakarta yang tetap menjadi gerbang setelah Bali dan Kepri (Kepulauan Riau), tiga teratas untuk kunjungan wisatawan mancanegara,” kata Sandiaga Uno.

Saat membuka rapat terbatas tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa kualitas udara di Jabodetabek selama sepekan terakhir sangat buruk. Pada Sabtu (12/8), kualitas udara di DKI Jakarta berada di angka 156 atau masuk kategori tidak sehat. Menurut Jokowi, perlu ada langkah jangka pendek, jangka menengah, hingga jangka panjang untuk mengurangi polusi udara di Jabodetabek.

"Dalam jangka pendek secepatnya harus dilakukan intervensi yang bisa meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek lebih baik. Kemudian juga rekayasa cuaca untuk memancing hujan di kawasan Jabodetabek dan menerapkan regulasi untuk percepatan penerapan batas emisi khususnya di Jabodetabek. Kemudian memperbanyak ruang terbuka hijau," kata Presiden Jokowi.



 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menkes belum pastikan batuk yang dialami Presiden akibat udara kotor

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023