Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Jawa Barat, telah mendaftarkan 2.000 hektare lahan pertanian komoditas padi dan jagung masuk asuransi usaha tani untuk meminimalkan dampak kerugian dari musim kemarau sehingga petani tidak rugi besar dan bisa kembali bertani dari klaim asuransi.

"Kami sudah mendaftarkan 2.000 hektare untuk asuransi usaha tani, baru di padi dan jagung untuk antisipasi apabila terjadi kekeringan sampai kegagalan panen, itu ada pembayaran klaimnya," kata Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Garut Beni Yoga di Garut, Kamis.

Ia menuturkan asuransi usaha tani itu merupakan program pemerintah pusat yang saat ini Kabupaten Garut mendapatkan kuota sebanyak 2 ribuan hektare untuk bisa didaftarkan asuransi.

Targetnya, kata dia, tahun depan sebanyak 5 ribuan hektare lahan pertanian di Kabupaten Garut sudah terdaftar asuransi usaha tani untuk meminimalisasi kerugian, khususnya saat musim kemarau yang riskan gagal panen karena lahannya kering.

"Kami sudah mulai ajukan, tahun ini baru 2 ribu (hektare) Garut itu targetnya bisa 5 ribu hektare," katanya.

Ia menyampaikan program asuransi tani itu memiliki kewajiban iuran sebesar Rp180 ribu per hektare per musim tanam dengan klaim keuntungan jika ada pertanian yang rusak atau gagal panen bisa diklaim sebesar Rp6 juta per hektare.

Namun pembayaran asuransi tani itu, kata Beni, selama ini tidak dibebankan kepada petani atau pemilik lahan pertanian, melainkan disubsidi oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
"Rp180 ribu preminya kita hanya membayar Rp36 ribu, sisanya disubsidi sama pemerintah pusat, dari pemda Rp36 ribu, 20 persennya, sisanya sama pusat, mereka (petani) tidak mengeluarkan uang sama sekali," katanya.

Ia berharap adanya asuransi pertanian itu bisa memberikan ketenangan kepada petani, dan tidak mengalami kerugian yang besar apabila usaha pertaniannya gagal panen akibat bencana alam seperti saat ini dampak kemarau.

"Asuransi ini sangat bisa menyelamatkan petani, makanya beberapa komunitas diusulkan untuk daftar asuransi, sekarang ini baru padi dengan jagung yang lainnya belum," katanya.


 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023