Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Kota Bandung Tubagus Agus Mulyadi menyebutkan inflasi Kota Bandung untuk bulan April 2023, berada pada posisi paling rendah dibandingkan dengan kota besar lain se-Jawa Barat.

"Indeks harga konsumen (IHK) yaitu 0,32 persen dan 4,17 persen untuk year on year (YoY) dan merupakan inflasi yang terendah di Jawa Barat. Kemudian penyumbang inflasi terbesar di Kota Bandung masih pada kebutuhan komoditas daging ayam ras dengan bobot sebesar 0,03 persen," kata Tubagus dalam rapat pengendalian inflasi di Bandung, Rabu.

Meski demikian, ia berpendapat angka tersebut masih tinggi karena kurangnya pasokan dari para peternak pada saat libur lebaran, sehingga menghambat kelancaran distribusi pengiriman pasokan pangan ke Kota Bandung.

Tak hanya itu, ia menambahkan dalam menghadapi fenomena El Nino yang bisa berpengaruh dan pasca pencabutan status COVID-19 oleh WHO diperlukan juga strategi yang dapat diimplementasikan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Bandung untuk menjaga ketahanan pangan dan pengendalian inflasi di Kota Bandung.

"Peran aktif TPID dan sinergitas pengurusnya di Kota Bandung ini diharapkan mampu menjaga tren inflasi yang saat ini sudah membaik di kota Bandung," ucapnya.

Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Jabar Kibti Hartiyanti dalam rapat tersebut, menuturkan kondisi terbaru mengenai indikator perbaikan ekonomi global, di mana Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global di tahun 2023 itu dapat mencapai 2,6 persen.

"Triwulan pertama 2023 ini tumbuh 5 persen. Kondisi ini lebih baik dari triwulan IV tahun 2022 yang sebesar 4,61 persen," tuturnya.

Ia mengungkapkan inflasi gabungan dari tujuh kota IHK di Jawa Barat per April 2023, menunjukkan hasil yang membaik. Bank Indonesia memperkirakan inflasi akan kembali kepada rentang sasaran 3 persen pada akhir 2023.
"Untuk mencapai target 3 persen plus minus 1 pada akhir 2023 itu dapat dicapai beberapa hal yang perlu kita waspadai" ucapnya.

Yang harus diwaspadai, pertama adalah terkait dengan kenaikan harga energi global usai pandemi. Yang kedua, terkait dengan El Nino yang akan mempengaruhi produksi dan panen; dan yang ketiga terkait dengan peningkatan mobilitas masyarakat karena sudah dicabutnya status COVID-19.

"Ini pasti akan meningkatkan mobilitas masyarakat dan akan berpengaruh pada peningkatan permintaan dari masyarakat," katanya.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kenaikan beberapa harga yang diatur oleh pemerintah, seperti BBM dan PDAM, yang juga perlu untuk dilihat pengaturannya seperti apa di sepanjang tahun 2023 ini.

Untuk antisipasi, lanjut dia, ada beberapa upaya penundaan inflasi di tahun 2023 telah dilakukan oleh TPID provinsi maupun kabupaten kota bersama Bank Indonesia seperti melalui kegiatan Operasi Pasar dan Pasar Murah.

"Lalu, upaya antisipasi fenomena El Nino di Jawa Barat terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan. Untuk jangka pendeknya, dengan membuat bendungan sementara," tuturnya.

Kemudian, masyarakat bisa melakukan gerakan hemat air melalui gilir giring mengaktifkan perbaikan saluran irigasi yang rusak, serta mendorong pengadaan benih tanaman yang tahan dengan musim kemarau.

"Untuk jangka panjangnya yaitu menginventarisasi daerah-daerah yang rawan kekeringan. Lalu perbaikan jaringan irigasi di tingkat usaha tani dan penataan pola usaha tani terpadu," ucapnya.

 

Pewarta: Ricky Prayoga

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023