Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) PMI Jawa Barat atau yang dikenal dengan nama sistem manajemen Jabar Migrant Service Centre (JMSC), resmi diluncurkan di Kota Bandung, Senin.

Layanan ini hadir sebagai upaya pemerintah untuk melindungi pekerja migran asal Jawa Barat (Jabar), yang dapat diakses melalui kanal SiJuara dalam aplikasi SapaWarga.

Baca juga: Warga diminta jeli dan waspada cari kerja ke luar negeri lewat medsos

"Dengan adanya program ini, pemerintah dapat menyediakan berbagai layanan yang terkoordinasi dan terintegrasi, seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, dan perlindungan hukum. Sehingga PMI atau Pekerja Migran Indonesia dapat memperoleh hak-hak mereka dengan lebih mudah dan cepat," kata Gubernur Jabar M Ridwan Kamil, seusai peluncuran LTSA PMI Jawa Barat atau JMSC, di Kota Bandung.

Gubernur Ridwan Kamil meyakini bahwa kolaborasi dalam melaksanakan pelayanan publik, seperti pelayanan dan pelindungan pekerja migran Jabar Migrant Service Center dapat menjadi model dalam upaya mewujudkan tujuan besar dari tata kelola ketenagakerjaan di Provinsi Jabar.

"Jadi kami merilis sebuah inovasi pelayanan terpadu satu atap untuk pekerja migran Indonesia asal Jawa Barat," kata dia pula.

Di dalamnya ada informasi kerja di luar negeri, ada info lembaga-lembaga yang bisa dijadikan mitra, dan juga ada tentang tata cara jika PMI menghadapi masalah harus minta perlindungan ke mana.

Ia menuturkan dalam aplikasi ini pun terpampang lowongan pekerjaan yang perlu diketahui oleh calon pekerja.

Dia mengatakan dalam aplikasi ini para pencari kerja diarahkan untuk bekerja lewat pihak resmi yang memiliki prosedur resmi untuk penyaluran pekerja di luar negeri.

Semenjak tahun 2021, katanya, Provinsi Jabar telah mengembangkan desain tata kelola pekerja migran Indonesia asal Jabar berkolaborasi dengan GIZ (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit Gmbh).
GIZ adalah institusi milik Pemerintah Federal Jerman, di bidang kerja sama internasional, untuk pembangunan berkelanjutan dengan melakukan beberapa kegiatan.

Aplikasi ini pun menyusun 10 top job positions bagi pekerja migran Indonesia asal Jabar, di antaranya caregiver, nurser, housekeeper, desainer multimedia, web developer dan cyber security, yang saat ini jabatan tersebut diminati dan dibutuhkan oleh negara penempatan.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jabar Rachmat Taufik Garsadi menuturkan di masa yang akan datang diharapkan akan terjadi shifting penempatan pekerja Jabar ke luar negeri, dari sektor informal menjadi sektor formal.

Baca juga: Puluhan pekerja migran asal Jawa Barat telah dipulangkan dari Sudan

Lalu peremajaan usia pekerja yang ditempatkan, peningkatan remunerasi dengan lebih besarnya tenaga berkeahlian yang ditempatkan, serta membangun sistem pelindungan yang paripurna secara terintegrasi.

"Dan saat ini sistem manajemen JMSC sudah terintegrasi dengan aplikasi SapaWarga. Seluruh strategi ini kami sebut sebagai smart migration,” kata Rachmat Taufik Garsadi.

Dia mengatakan hal ini pun untuk mengurangi pengangguran terbuka, terutama mengurangi PMI yang diberangkatkan tanpa prosedur yang sesuai peraturan.

Di tempat yang sama Wakil Menteri Ketenagakerjaan RI Afriansyah Noor mengatakan selama ini Jabar termasuk provinsi dengan penempatan PMI nomor ketiga terbesar di Indonesia. Karenanya, aplikasi ini akan sangat bermanfaat.

"Kami perhatikan PMI, bagaimana supaya mereka berangkat dengan nyaman. Supaya keluarga yang ditinggalkan bisa baik dan pulang pun dengan baik," katanya lagi.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gubernur: JMSC hadir untuk lindungi pekerja migran asal Jawa Barat

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023