Antarajawabarat.com,28/5 - Para perajin batik di daerah Pantura Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengaku kekurangan tenaga ahli batik sehingga harus didatangkan dari Yogyakarta, Solo dan Pekalongan.

Haryanto, salah seorang perajin batik di Trusmi Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon, Selasa, mengatakan minat warga Cirebon belajar membatik rendah menyebabkan tenaga ahli kurang dan harus didatangkan dari Yogyakarta, Solo dan Pekalongan.

Menurut dia, sebelumnya mendapatkan sekitar 20 pembatik cukup mudah, tetapi saat ini sangat sulit lantaran regenerasinya rendah.

Regenerasi tenaga ahli batik Cirebon berkurang setelah usaha batik tersebut gulung tikar, kebangkitan kembali sektor batik tersebut tidak diimbangi pembatik muda yang terampil dan memiliki pengalaman.

Padahal permintaan batik khas Cirebon terutama untuk batik tulis tradisional semakin meningkat, kata dia, kesempatan bagi masyarakat Cirebon membuka peluang usaha dan berkarya.

Sementara itu Rumiyati,salah seorang perajin batik lain menambahkan tenaga ahli batik lokal saat ini usianya rata-rata sudah tua dan perlu regenerasi.

Ia menambahkan, saat mendapatkan pesanan batik tulis khas Cirebon untuk dikirim pasar Eropa, dirinya terpaksa mendatangkan sekitar 20 tenaga ahli dari Yogyakarta karena pebatik Cirebon tidak mampu mengerjakan pesanan dengan pewarna alami.***3***Budi Suyanto

Enjang S

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013