Sebelas dari 13 orang yang positif terserang difteri di wilayah Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, sudah dinyatakan sembuh dan dua orang lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit menurut data Dinas Kesehatan.
"Yang positif 13, sembuh 11, yang masih dirawat dua, kondisi membaik," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani di Garut, Rabu.
Baca juga: Dinkes Garut upayakan agar anak mau divaksinasi difteri
Ia mengatakan bahwa Dinas Kesehatan Garut terus berupaya menanggulangi penularan difteri, termasuk menangani menangani warga yang terserang difteri dan melaksanakan vaksinasi.
Menurut dia, vaksinasi difteri sudah mencakup 63,81 persen dari sekitar 11 ribuan orang yang diprioritaskan mendapat vaksinasi di wilayah Kecamatan Pangatikan.
"Kita kan bertahap juga melaksanakannya, tiap hari," katanya.
Ia menyampaikan bahwa pemerintah daerah sudah menetapkan temuan kasus difteri di Garut sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Sesuai dengan kebijakan mengenai penanganan KLB, dia menjelaskan, vaksinasi difteri dilakukan dalam tiga putaran, yaitu dari Maret sampai April, Mei sampai Oktober, dan November 2023.
Pemerintah menyediakan layanan vaksinasi difteri keliling serta layanan vaksinasi difteri terpusat di kantor desa maupun sekolah.
"Kebanyakan kita datang ke sekolah-sekolah, kan itu usia dua bulan sampai 12 tahun," kata Leli.
Baca juga: Dinkes Garut lakukan vaksinasi difteri bagi anak-anak di Pangatikan
Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, penularan penyakit difteri sudah menyebabkan delapan orang meninggal dunia, semuanya warga Kecamatan Pangatikan. Kasus positif difteri belum ditemukan di wilayah kecamatan yang lain.
Menurut informasi yang disiarkan oleh Kementerian Kesehatan, difteri utamanya disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphteriae, yang menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan serta dapat memengaruhi kulit. Gejala penularan penyakit itu antara lain sakit tenggorokan dan masalah pernafasan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Yang positif 13, sembuh 11, yang masih dirawat dua, kondisi membaik," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani di Garut, Rabu.
Baca juga: Dinkes Garut upayakan agar anak mau divaksinasi difteri
Ia mengatakan bahwa Dinas Kesehatan Garut terus berupaya menanggulangi penularan difteri, termasuk menangani menangani warga yang terserang difteri dan melaksanakan vaksinasi.
Menurut dia, vaksinasi difteri sudah mencakup 63,81 persen dari sekitar 11 ribuan orang yang diprioritaskan mendapat vaksinasi di wilayah Kecamatan Pangatikan.
"Kita kan bertahap juga melaksanakannya, tiap hari," katanya.
Ia menyampaikan bahwa pemerintah daerah sudah menetapkan temuan kasus difteri di Garut sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Sesuai dengan kebijakan mengenai penanganan KLB, dia menjelaskan, vaksinasi difteri dilakukan dalam tiga putaran, yaitu dari Maret sampai April, Mei sampai Oktober, dan November 2023.
Pemerintah menyediakan layanan vaksinasi difteri keliling serta layanan vaksinasi difteri terpusat di kantor desa maupun sekolah.
"Kebanyakan kita datang ke sekolah-sekolah, kan itu usia dua bulan sampai 12 tahun," kata Leli.
Baca juga: Dinkes Garut lakukan vaksinasi difteri bagi anak-anak di Pangatikan
Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, penularan penyakit difteri sudah menyebabkan delapan orang meninggal dunia, semuanya warga Kecamatan Pangatikan. Kasus positif difteri belum ditemukan di wilayah kecamatan yang lain.
Menurut informasi yang disiarkan oleh Kementerian Kesehatan, difteri utamanya disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphteriae, yang menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan serta dapat memengaruhi kulit. Gejala penularan penyakit itu antara lain sakit tenggorokan dan masalah pernafasan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023