Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Jawa Barat terus berupaya melakukan berbagai cara untuk mendorong masyarakat agar anak-anaknya mau divaksinasi difteri sebagai langkah meningkatkan ketahanan daya tubuh dan pencegahan agar tidak mudah terjangkit wabah difteri.

"Kami melakukan strategi untuk mengajak masyarakat mau membawa anaknya vaksinasi," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani kepada wartawan di Garut, Selasa.

Baca juga: Dinkes Garut lakukan vaksinasi difteri bagi anak-anak di Pangatikan

Ia menuturkan Dinkes Garut sudah sepekan melakukan kegiatan vaksinasi bagi anak-anak untuk mencegah difteri yang diprioritaskan di Kecamatan Pangatikan sebagai daerah yang banyak ditemukan kasus difteri.

Selama kegiatan vaksinasi massal itu, kata dia, cakupan vaksinasinya baru mencapai 50 persen dari target sasaran vaksinasi di Kecamatan Pangatikan sebanyak 11.228 orang dengan rincian usia 2 sampai 59 bulan sebanyak 3.565 orang, kemudian usia 5 sampai 7 tahun sebanyak 1.245 orang, dan sasaran usia 7 sampai 15 tahun sebanyak 6.418 orang.

"Setelah sepekan, cakupan baru sekitar 50 persen," katanya.

Ia menyampaikan strategi yang selama ini dilakukan agar masyarakat bersedia diimunisasi yakni salah satunya dengan menerjunkan pejabat pemerintah daerah seperti istri Bupati Garut, kemudian Wakil Bupati Garut.

"Kami juga akan terus melibatkan para pimpinan di tingkat Kabupaten Garut untuk menggiatkan vaksinasi ORI (Outbreak Response Immunization)," katanya.
Selain menerjunkan pejabat daerah, kata Leli, pihaknya juga mengajak partisipasi dari berbagai kalangan untuk menyediakan hadiah maupun hiburan bagi anak yang mau divaksinasi difteri.

Lembaga lain yang sudah ikut membantu, kata dia, di antaranya ada dari Baznas Garut dan sumbangan dari organisasi profesi di Garut.

"Kami juga libatkan partisipasi dari berbagai kalangan untuk memberikan seperti 'door prize' atau hiburan untuk anak yang mau divaksin," katanya.

Baca juga: Ketua PKK Jabar pantau imunisasi difteri di Garut

Ia mengungkapkan upaya itu dilakukan karena masih banyak masyarakat yang belum bersedia divaksin dengan berbagai alasan seperti takut anaknya demam, dan orang tuanya bekerja di kebun.

Bagi orang tuanya yang bekerja, kata dia, maka kegiatan vaksinasinya dilakukan pada malam hari, sehingga masyarakat tidak ada lagi alasan dan mau anaknya divaksinasi.

"Kita bisa vaksinasi malam hari sesuai kesepakatan dengan warga, itu sudah dilakukan pekan lalu vaksinasi malam, mudah-mudahan sepekan ini bisa selesai vaksinasi," katanya.

Berdasarkan laporan di lapangan kasus difteri yang meninggal dunia sebanyak delapan orang, lima orang masih dirawat, dan 14 orang dinyatakan sembuh. 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023