Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, Jawa Barat, menyiapkan sejumlah bantuan logistik yang dibutuhkan balita berusia 16 bulan Muhammad Kenzi Alfaro yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas dengan bobot mencapai 27 kilogram.
Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Bekasi Kustanto mengatakan pihaknya telah mengetahui informasi mengenai orang tua Kenzi yang kesulitan mencari popok bayi berukuran XXXL.
"Untuk popok dan sejenisnya, akan kami persiapkan dan segera kami salurkan dalam waktu dekat ke Kecamatan Tarumajaya atau di kediaman orang tua Kenzi," katanya di Cikarang, Jumat (24/2).
Baca juga: 620 pemanah Jawa Barat perebutkan Piala Bupati Bekasi 2023
Pihaknya juga akan melakukan assesment terhadap orang tua Kenzi untuk memastikan kebutuhan apa yang paling tepat diberikan kepada keluarga mereka.
Kustanto mengaku khawatir ketika memberikan bantuan makanan kepada Kenzi namun justru malah akan menyalahi aturan kesehatan dikarenakan Kenzi kini juga telah ditangani tim medis dari Rumah Sakit Hermina.
"Karena info ini juga baru kami terima, kami akan segera melakukan assesment kepada adik Kenzi dan keluarga. Untuk makanan, nanti Dinkes barangkali yang lebih berkompeten," katanya.
Pihaknya juga menyatakan kesiapan untuk memberikan pendampingan psikososial kepada Kenzi apabila diperlukan dengan harapan orang tua serta keluarga Kenzi merasa lebih tenang dan nyaman.
Sebelumnya, Kenzi, balita asal Kampung Tambun Permata, Desa Pusaka Rakyat, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, mengalami kelebihan berat badan.
Baca juga: JTCC persingkat waktu tempuh dari Bekasi ke Jakarta Utara
Orang tua Kenzi Pitriah mengaku dirinya tidak bisa terus menerus membeli popok bayi untuk Kenzi dikarenakan permasalahan ekonomi, ditambah ukuran pokok si balita yang susah didapatkan di sejumlah swalayan.
"Jadinya saya pakaikan yang double XL, itu juga beli yang di warung, kalau yang triple XL di warung kan tidak ada, di mini market juga langka, dia pakai pas tidur saja," ucap Pitriah.
Bahaya Obesitas Anak
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengingatkan orang tua untuk tidak menganggap lucu anak yang terlalu gemuk atau obesitas, karena kondisi tersebut sebenarnya merupakan suatu penyakit.
"Obesitas adalah suatu penyakit, jangan dianggap itu adalah kondisi sehat atau anaknya jadi lucu, jangan jadi idaman semua orang tua," kata Piprim.
Menurut Piprim, obesitas bisa menjadi salah satu gejala sindrom metabolik selain hipertensi, gula darah tinggi, trigliserida tinggi, dan rendahnya kadar kolesterol HDL.
Ia menjelaskan bahwa beberapa tahun kemudian, sindrom metabolik itu dapat berubah menjadi penyakit degeneratif seperti stroke, serangan jantung, keganasan atau kanker, diabetes melitus, dan lain-lain.
Untuk itu, Piprim menyarankan untuk segera membawa ke dokter jika anak mengalami obesitas.
Adapun cara mengetahui anak yang obesitas menurut laman resmi Kementerian Kesehatan, salah satunya adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI).
Rumusnya adalah berat badan dalam satuan kilogram dibagi kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. Anak dapat dikatakan kelebihan berat badan jika IMT lebih dari 22,9, dan dikatakan obesitas I jika IMT berada di angka 25-29,9 dan obesitas II jika IMT lebih dari 30.
Baca juga: Satpol PP Bekasi minta parpol dan calon legislator tertib pasang spanduk
Piprim menjelaskan bahwa untuk mencegah anak mengalami obesitas, kuncinya adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat.
"Stop ultraprocessed food, junk food tinggi gula dan tinggi tepung, kembali ke real food yang kaya akan protein hewani dan sayuran hijau. Kembali ke makanan yang tanpa barcode agar hidup keluarga kita lebih sehat," ujar Piprim.
"Jangan lupa juga, jadikan olahraga rutin sebagai budaya sehat keluarga," dr. Piprim mengingatkan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Bekasi siapkan bantuan balita obesitas
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Bekasi Kustanto mengatakan pihaknya telah mengetahui informasi mengenai orang tua Kenzi yang kesulitan mencari popok bayi berukuran XXXL.
"Untuk popok dan sejenisnya, akan kami persiapkan dan segera kami salurkan dalam waktu dekat ke Kecamatan Tarumajaya atau di kediaman orang tua Kenzi," katanya di Cikarang, Jumat (24/2).
Baca juga: 620 pemanah Jawa Barat perebutkan Piala Bupati Bekasi 2023
Pihaknya juga akan melakukan assesment terhadap orang tua Kenzi untuk memastikan kebutuhan apa yang paling tepat diberikan kepada keluarga mereka.
Kustanto mengaku khawatir ketika memberikan bantuan makanan kepada Kenzi namun justru malah akan menyalahi aturan kesehatan dikarenakan Kenzi kini juga telah ditangani tim medis dari Rumah Sakit Hermina.
"Karena info ini juga baru kami terima, kami akan segera melakukan assesment kepada adik Kenzi dan keluarga. Untuk makanan, nanti Dinkes barangkali yang lebih berkompeten," katanya.
Pihaknya juga menyatakan kesiapan untuk memberikan pendampingan psikososial kepada Kenzi apabila diperlukan dengan harapan orang tua serta keluarga Kenzi merasa lebih tenang dan nyaman.
Sebelumnya, Kenzi, balita asal Kampung Tambun Permata, Desa Pusaka Rakyat, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, mengalami kelebihan berat badan.
Baca juga: JTCC persingkat waktu tempuh dari Bekasi ke Jakarta Utara
Orang tua Kenzi Pitriah mengaku dirinya tidak bisa terus menerus membeli popok bayi untuk Kenzi dikarenakan permasalahan ekonomi, ditambah ukuran pokok si balita yang susah didapatkan di sejumlah swalayan.
"Jadinya saya pakaikan yang double XL, itu juga beli yang di warung, kalau yang triple XL di warung kan tidak ada, di mini market juga langka, dia pakai pas tidur saja," ucap Pitriah.
Bahaya Obesitas Anak
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengingatkan orang tua untuk tidak menganggap lucu anak yang terlalu gemuk atau obesitas, karena kondisi tersebut sebenarnya merupakan suatu penyakit.
"Obesitas adalah suatu penyakit, jangan dianggap itu adalah kondisi sehat atau anaknya jadi lucu, jangan jadi idaman semua orang tua," kata Piprim.
Menurut Piprim, obesitas bisa menjadi salah satu gejala sindrom metabolik selain hipertensi, gula darah tinggi, trigliserida tinggi, dan rendahnya kadar kolesterol HDL.
Ia menjelaskan bahwa beberapa tahun kemudian, sindrom metabolik itu dapat berubah menjadi penyakit degeneratif seperti stroke, serangan jantung, keganasan atau kanker, diabetes melitus, dan lain-lain.
Untuk itu, Piprim menyarankan untuk segera membawa ke dokter jika anak mengalami obesitas.
Adapun cara mengetahui anak yang obesitas menurut laman resmi Kementerian Kesehatan, salah satunya adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI).
Rumusnya adalah berat badan dalam satuan kilogram dibagi kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. Anak dapat dikatakan kelebihan berat badan jika IMT lebih dari 22,9, dan dikatakan obesitas I jika IMT berada di angka 25-29,9 dan obesitas II jika IMT lebih dari 30.
Baca juga: Satpol PP Bekasi minta parpol dan calon legislator tertib pasang spanduk
Piprim menjelaskan bahwa untuk mencegah anak mengalami obesitas, kuncinya adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat.
"Stop ultraprocessed food, junk food tinggi gula dan tinggi tepung, kembali ke real food yang kaya akan protein hewani dan sayuran hijau. Kembali ke makanan yang tanpa barcode agar hidup keluarga kita lebih sehat," ujar Piprim.
"Jangan lupa juga, jadikan olahraga rutin sebagai budaya sehat keluarga," dr. Piprim mengingatkan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Bekasi siapkan bantuan balita obesitas
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023