Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengemukakan kasus difteri berstatus kejadian luar biasa (KLB) di Garut, Jawa Barat, dipicu oleh keterlambatan imunisasi selama tiga tahun pandemi COVID-19.

"Difteri di Garut memang vaksinasinya kurang, gara-gara COVID-19 jadi agak berkurang," kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin usai menghadiri agenda Lokapala 2023 yang diselenggarakan CISDI di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, respons Kemenkes dalam menindaklanjuti KLB difteri di daerah dengan cara mengejar ketertinggalan Imunisasi Diphteria Tetanus (DT) untuk mencegah sejumlah penyakit infeksi, seperti difteri, tetanus, dan pertusis atau bak rejan.

"Akan kami tangani. Sudah kirim tim ke sana. Daerah sana (Garut) imunisasi difterinya kurang," katanya.

Budi mengatakan, pandemi COVID-19 telah menyita energi seluruh tenaga kesehatan, sehingga berimplikasi pada ketertinggalan cakupan program imunisasi di daerah.

Saat ini Kemenkes telah memetakan daerah mana saja yang tertinggal dalam Program Imunisasi Nasional untuk dilakukan akselerasi.

"Kita sudah identifikasi daerah mana yang imunisasinya kurang. Kejadiannya ini seperti polio. Karena pada saat COVID-19, banyak energi habis, jadi beberapa imunisasi anak ketinggalan," katanya.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menkes sebut KLB difteri Garut imbas keterlambatan imunisasi

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023