Pemerintah Kota Tasikmalaya, Jawa Barat berupaya mengoptimalkan Satuan Tugas (Satgas) Tasik Resik untuk mengatasi pengurangan dan penanganan sampah dalam rangka menciptakan kota yang indah, bersih, dan nyaman bagi masyarakat.
"Satgas Tasik Resik ini bergerak setiap hari Jumat melibatkan setiap unsur TNI, Polri dan masyarakat," kata Kepala Bidang Pengelolaan Sampah pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya, Feri Arif Maulana di Tasikmalaya, Sabtu.
Ia mengatakan Satgas Tasik Resik merupakan program baru yang dicanangkan oleh Penjabat Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah yang dimulai sejak Januari 2023 dengan sasaran penanganan dan pengurangan sampah.
Program itu, kata Feri, melibatkan sejumlah pihak seperti dari jajaran TNI, Polri, dinas, pemerintah kecamatan, kelurahan, dan masyarakat yang bergerak setiap Jumat dengan sasaran membersihkan sampah dari lingkungan masyarakat, dan tempat pembuangan sampah ilegal.
"Kalau Satgas Tasik Resik itu ada dua fungsi, ada pengurangan dan penanganan, jadi menangani sampah-sampah di TPS ilegal, semua dibersihkan," katanya.
Ia menyampaikan operasi Satgas Tasik Resik itu tidak hanya menyusuri mencari dan membersihkan sampah, melainkan melakukan edukasi juga kepada masyarakat untuk ikut serta mengurangi sampah, dan memilah sampah yang bisa didaur ulang dan tidak.
Tujuan mengedukasi pengelolaan sampah kepada masyarakat itu, kata dia, untuk mengurangi volume sampah yang diangkut ke tempat pembuangan akhir sampah di Ciangir yang selama ini setiap harinya volus sampah di Kota Tasikmalaya sebanyak 210 ton.
"Kita berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat, mengedukasi masyarakat untuk memilah-milah sampah dari rumah tangga yang organik dan non-organik, agar bisa mengurangi sampah yang diangkut ke Ciangir," katanya.
Ia menambahkan, program untuk penanganan sampah di Kota Tasikmalaya tidak hanya menerjunkan Satgas Tasik Resik, tapi ada juga program lainnya seperti melibatkan pengusaha maggot untuk mengatasi sampah organik.
Selanjutnya, kata dia, ada program Gedong Resik yaitu setiap kantor maupun sekolah bisa mengumpulkan sampah yang bermanfaat atau bisa didaur ulang kemudian diserahkan ke Bank Sampah. Ada juga program Gerakan Olah Sampah Organik (Goso) yang ada korelasinya dengan budidaya maggot.
Ia menyampaikan program yang dicanangkan oleh Pemkot Tasikmalaya itu merupakan upaya untuk mewujudkan kota yang bersih, indah, dan nyaman, serta bisa mendapatkan penilaian yang akhirnya bisa meraih penghargaan Adipura.
"Mudah-mudahan dengan gotong royong bersama lapisan masyarakat bisa mengembalikan kota resik dan bisa meraih penghargaan Adipura," demikian Feri Arif Maulana.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Satgas Tasik Resik ini bergerak setiap hari Jumat melibatkan setiap unsur TNI, Polri dan masyarakat," kata Kepala Bidang Pengelolaan Sampah pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya, Feri Arif Maulana di Tasikmalaya, Sabtu.
Ia mengatakan Satgas Tasik Resik merupakan program baru yang dicanangkan oleh Penjabat Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah yang dimulai sejak Januari 2023 dengan sasaran penanganan dan pengurangan sampah.
Program itu, kata Feri, melibatkan sejumlah pihak seperti dari jajaran TNI, Polri, dinas, pemerintah kecamatan, kelurahan, dan masyarakat yang bergerak setiap Jumat dengan sasaran membersihkan sampah dari lingkungan masyarakat, dan tempat pembuangan sampah ilegal.
"Kalau Satgas Tasik Resik itu ada dua fungsi, ada pengurangan dan penanganan, jadi menangani sampah-sampah di TPS ilegal, semua dibersihkan," katanya.
Ia menyampaikan operasi Satgas Tasik Resik itu tidak hanya menyusuri mencari dan membersihkan sampah, melainkan melakukan edukasi juga kepada masyarakat untuk ikut serta mengurangi sampah, dan memilah sampah yang bisa didaur ulang dan tidak.
Tujuan mengedukasi pengelolaan sampah kepada masyarakat itu, kata dia, untuk mengurangi volume sampah yang diangkut ke tempat pembuangan akhir sampah di Ciangir yang selama ini setiap harinya volus sampah di Kota Tasikmalaya sebanyak 210 ton.
"Kita berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat, mengedukasi masyarakat untuk memilah-milah sampah dari rumah tangga yang organik dan non-organik, agar bisa mengurangi sampah yang diangkut ke Ciangir," katanya.
Ia menambahkan, program untuk penanganan sampah di Kota Tasikmalaya tidak hanya menerjunkan Satgas Tasik Resik, tapi ada juga program lainnya seperti melibatkan pengusaha maggot untuk mengatasi sampah organik.
Selanjutnya, kata dia, ada program Gedong Resik yaitu setiap kantor maupun sekolah bisa mengumpulkan sampah yang bermanfaat atau bisa didaur ulang kemudian diserahkan ke Bank Sampah. Ada juga program Gerakan Olah Sampah Organik (Goso) yang ada korelasinya dengan budidaya maggot.
Ia menyampaikan program yang dicanangkan oleh Pemkot Tasikmalaya itu merupakan upaya untuk mewujudkan kota yang bersih, indah, dan nyaman, serta bisa mendapatkan penilaian yang akhirnya bisa meraih penghargaan Adipura.
"Mudah-mudahan dengan gotong royong bersama lapisan masyarakat bisa mengembalikan kota resik dan bisa meraih penghargaan Adipura," demikian Feri Arif Maulana.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023