Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi, Jawa Barat, menggelar doa bersama untuk para korban bencana gempa bumi dengan Magnitudo (M) 7,8 di Turki dan Suriah.
"Doa bersama ini kami gelar bersama puluhan anak yatim binaan PMI Kota Sukabumi sebagai ungkapan belasungkawa yang sedalam-dalamnya, sekaligus meminta pertolongan kepada Allah SWT agar penyintas gempa di Turki dan Suriah diberikan kekuatan dan perlindungan," kata Ketua PMI Kota Sukabumi Suranto Sumowiryo di Sukabumi, Rabu.
Keluarga besar PMI Kota Sukabumi pun menyampaikan duka cita dan belasungkawa, serta meminta kepada personelnya maupun warga Kota Sukabumi bisa meluangkan sedikit waktunya untuk mendoakan rakyat Turki dan Suriah yang saat ini sedang mengalami musibah.
Menurut Suranto, doa bersama itu juga merupakan wujud solidaritas dan kemanusiaan, karena seperti diketahui Turki pun selalu memberikan bantuan serta dukungan untuk para korban bencana di Indonesia mulai dari gempa dan tsunami Aceh hingga Palu, Sulawesi Tengah.
"Semoga doa yang kami panjatkan ini dikabulkan Allah SWT dan untuk para penyintas bencana gempa di Turki dan Suriah selalu diberikan perlindungan dan ketabahan," katanya.
Di sisi lain, Suranto mengatakan bencana gempa yang merenggut ribuan nyawa tersebut harus bisa dijadikan pelajaran khususnya oleh warga Kota Sukabumi untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Apalagi daerah berjuluk Kota Mochi ini masuk dalam zona rawan gempa karena berada di jalur sesar aktif yakni Sesar Cimandiri. Bahkan hampir setiap bulannya selalu terjadi gempa, meskipun kekuatannya tidak besar, tetapi tetap harus diwaspadai karena gempa bumi tidak bisa diprediksi kapan akan terjadinya.
"Oleh karena itu, kesiapsiagaan dan kewaspadaan harus ditingkatkan untuk meminimalkan dampak atau kerugian, baik kerugian harga, jiwa maupun raga. Selain itu, PMI Kota Sukabumi pun kerap memberikan pelatihan dan edukasi baik kepada pelajar maupun masyarakat umum tentang bagaimana selamat dari gempa serta penanganan pasca-bencana," katanya.
Sementara itu Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara masih mencari sejumlah WNI yang hilang kontak di Turki setelah kejadian gempa bumi Magnitudo (M) 7,8 yang mengguncang wilayah Turki dan Suriah pada Senin (6/2).
Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal menuturkan bahwa KBRI Ankara telah mengidentifikasi 10 WNI yang mengalami luka-luka, empat di antaranya sudah mendapat perawatan di rumah sakit setempat, sedangkan enam lainnya harus dievakuasi ke Ankara.
"Di luar itu ada seorang ibu dengan dua anak yang sampai saat ini belum berhasil kami hubungi," ungkap Iqbal dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa.
Selain itu, KBRI juga masih berusaha untuk mencari dua orang pekerja spa terapis di Dyarbakir, yang hingga saat ini belum memberikan respons saat dihubungi.
KBRI, kata dia, terus berkoordinasi dengan otoritas setempat didukung dengan pencarian melalui simpul-simpul masyarakat Indonesia dan Satgas Perlindungan WNI setempat guna mencari keberadaan mereka.
Iqbal menambahkan bahwa pihaknya bersama tim KBRI sedang dalam perjalanan ke Gaziantep untuk memberikan bantuan kemanusiaan sekaligus mengevakuasi 104 WNI yang berada di lima wilayah terdampak gempa untuk kemudian dibawa ke Ankara.
Sebanyak 104 WNI itu terdiri atas 40 orang dari Gaziantep, 40 orang dari Kahramanmaras, 14 dari Dyarbakir, 9 dari Hatay, serta 1 WNI dari Adana.
Para WNI tersebut dievakuasi karena tempat tinggal maupun asrama mereka telah hancur, sementara penampungan yang disediakan otoritas setempat sudah melebihi kapasitas.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PMI Sukabumi gelar doa bersama untuk korban gempa Turki dan Suriah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Doa bersama ini kami gelar bersama puluhan anak yatim binaan PMI Kota Sukabumi sebagai ungkapan belasungkawa yang sedalam-dalamnya, sekaligus meminta pertolongan kepada Allah SWT agar penyintas gempa di Turki dan Suriah diberikan kekuatan dan perlindungan," kata Ketua PMI Kota Sukabumi Suranto Sumowiryo di Sukabumi, Rabu.
Keluarga besar PMI Kota Sukabumi pun menyampaikan duka cita dan belasungkawa, serta meminta kepada personelnya maupun warga Kota Sukabumi bisa meluangkan sedikit waktunya untuk mendoakan rakyat Turki dan Suriah yang saat ini sedang mengalami musibah.
Menurut Suranto, doa bersama itu juga merupakan wujud solidaritas dan kemanusiaan, karena seperti diketahui Turki pun selalu memberikan bantuan serta dukungan untuk para korban bencana di Indonesia mulai dari gempa dan tsunami Aceh hingga Palu, Sulawesi Tengah.
"Semoga doa yang kami panjatkan ini dikabulkan Allah SWT dan untuk para penyintas bencana gempa di Turki dan Suriah selalu diberikan perlindungan dan ketabahan," katanya.
Di sisi lain, Suranto mengatakan bencana gempa yang merenggut ribuan nyawa tersebut harus bisa dijadikan pelajaran khususnya oleh warga Kota Sukabumi untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Apalagi daerah berjuluk Kota Mochi ini masuk dalam zona rawan gempa karena berada di jalur sesar aktif yakni Sesar Cimandiri. Bahkan hampir setiap bulannya selalu terjadi gempa, meskipun kekuatannya tidak besar, tetapi tetap harus diwaspadai karena gempa bumi tidak bisa diprediksi kapan akan terjadinya.
"Oleh karena itu, kesiapsiagaan dan kewaspadaan harus ditingkatkan untuk meminimalkan dampak atau kerugian, baik kerugian harga, jiwa maupun raga. Selain itu, PMI Kota Sukabumi pun kerap memberikan pelatihan dan edukasi baik kepada pelajar maupun masyarakat umum tentang bagaimana selamat dari gempa serta penanganan pasca-bencana," katanya.
Sementara itu Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara masih mencari sejumlah WNI yang hilang kontak di Turki setelah kejadian gempa bumi Magnitudo (M) 7,8 yang mengguncang wilayah Turki dan Suriah pada Senin (6/2).
Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal menuturkan bahwa KBRI Ankara telah mengidentifikasi 10 WNI yang mengalami luka-luka, empat di antaranya sudah mendapat perawatan di rumah sakit setempat, sedangkan enam lainnya harus dievakuasi ke Ankara.
"Di luar itu ada seorang ibu dengan dua anak yang sampai saat ini belum berhasil kami hubungi," ungkap Iqbal dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa.
Selain itu, KBRI juga masih berusaha untuk mencari dua orang pekerja spa terapis di Dyarbakir, yang hingga saat ini belum memberikan respons saat dihubungi.
KBRI, kata dia, terus berkoordinasi dengan otoritas setempat didukung dengan pencarian melalui simpul-simpul masyarakat Indonesia dan Satgas Perlindungan WNI setempat guna mencari keberadaan mereka.
Iqbal menambahkan bahwa pihaknya bersama tim KBRI sedang dalam perjalanan ke Gaziantep untuk memberikan bantuan kemanusiaan sekaligus mengevakuasi 104 WNI yang berada di lima wilayah terdampak gempa untuk kemudian dibawa ke Ankara.
Sebanyak 104 WNI itu terdiri atas 40 orang dari Gaziantep, 40 orang dari Kahramanmaras, 14 dari Dyarbakir, 9 dari Hatay, serta 1 WNI dari Adana.
Para WNI tersebut dievakuasi karena tempat tinggal maupun asrama mereka telah hancur, sementara penampungan yang disediakan otoritas setempat sudah melebihi kapasitas.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PMI Sukabumi gelar doa bersama untuk korban gempa Turki dan Suriah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023