Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat empat rumah terancam pergerakan tanah sepanjang 20 meter di Kampung Sarongge Girang, Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, setelah hujan turun deras melanda kawasan tersebut.

Kepala BPBD Cianjur Rizal Fatah saat dihubungi Senin, mengatakan panjang patahan atau pergerakan tanah yang berada di lahan perkebunan warga dengan panjang sekitar 20 meter, lebar 2,5 meter dan kedalaman 4 meter, menyebabkan aliran air ke perkebunan terputus.

"Pergerakan tanah terjadi Ahad (15/1/2023) petang, warga sempat panik karena melihat patahan terus bergerak mendekati perkampungan warga yang terletak hanya beberapa puluh meter dari lokasi, sehingga empat kepala keluarga mengungsi untuk sementara," katanya.

Fatah menjelaskan, tidak hanya mengancam perkampungan warga, pergerakan tanah juga mengancam jalan utama penghubung antar desa yang sudah mulai tergerus dan amblas, sehingga perlu dilakukan penanganan bersama dinas terkait di Pemkab Cianjur.

Untuk penanganan darurat, pihaknya bersama warga sekitar membuat tanggul karung berisi tanah agar dapat menahan pergerakan tanah tidak terus meluas karena dapat memutus akses jalan utama dan perkampungan warga yang hanya berjarak 50 meter.

"Petugas bersama warga memasang karung berisi pasir di saluran air yang putus akibat pergerakan tanah, untuk menahan agar pergerakan tanah tidak meluas sehingga menyebabkan longsor dan landasan jalan menjadi amblas," katanya.

Saat ini, upaya antisipasi lainnya membutuhkan sekitar 10 bronjong untuk memperkuat tanggul yang dibuat agar tidak terjadi kebocoran air mengalir ke patahan, sedangkan di patahan yang cukup dalam diisi tanah oleh warga agar tidak bertambah dalam.

"Kami belum bisa memastikan penyebab utamanya, namun dugaan sementara karena tanah labil diterpa hujan deras menyebabkan terjadinya pergerakan tanah karena selama dua hari terakhir tidak terjadi gempa," katanya.

 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023