Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir membeberkan sejumlah cara yang memanfaatkan teknologi digital untuk menurunkan secara drastis tingkat kekurangan gizi kronis (stunting) anak dari 32,2 persen pada 2018 menjadi 8,27 persen di 2022.

“Apa yang kami lakukan? Intinya kami menggunakan teknologi sebagai tools, yaitu sistem pemerintahan berbasis elektronik,” kata Dony usai rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Senin.
 

Dony menjelaskan Pemerintah Kabupaten Sumedang menggunakan aplikasi Simpati atau sistem pencegahan stunting terintegrasi. Dalam aplikasi tersebut, seluruh pihak dapat memahami cara untuk menekan angka stunting pada anak.

Melalui Simpati, setiap data dari penimbangan berat badan, lingkar kepala, tinggi badan balita dapat terekam dengan baik. Kemudian, masing-masing desa atau kelurahan di Sumedang dapat menuliskan berbagai kendala dalam penurunan stunting dalam aplikasi tersebut.

Simpati, kata Dony, layaknya himpunan data spasial kewilayahan yang dilengkapi dengan data statistik. Terdapat data mengenai desa dengan tingkat stunting tertinggi, kemudian data anak penderita stunting, hingga analisis penyebab stunting dan cara untuk mengurangi stunting di setiap desa.

“Setiap desa ada kendala permasalahan stunting yang berbeda-beda. Kemudian, melalui artificial intelligence kita kasih rekomendasinya,” ujar dia.

Dengan begitu, kata Dony, penanganan stunting pada setiap desa akan berbeda sesuai dengan akar permasalahan yang dihadapi.
 

“Inilah bagian dari mengkolaborasikan, mengorkestrasikan seluruh komponen yang ada untuk menangani stunting,” kata dia.

Presiden Jokowi memerintahkan Dony untuk berkeliling ke setiap provinsi guna membantu penanganan stunting.


“Aplikasinya pun tentunya kita berikan lewat Pak Menteri Kesehatan, karena inilah kontribusi Sumedang untuk Indonesia, bagaimana kita berkewajiban tidak boleh meninggalkan generasi yang lemah,” ujar dia.


Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menginstruksikan Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir berkeliling kabupaten/kota di Indonesia demi membagikan tips kesuksesan daerahnya dalam penanganan stunting melalui Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, hal itu ditempuh oleh Presiden Jokowi setelah ia mendapat informasi bahwa Sumedang salah satu kabupaten yang baik dalam penerapan SPBE sekaligus dijadikan basis data dalam penurunan stunting.

"Sehingga Pak Bupati diminta memaparkan apa yang sudah dilakukan oleh beliau di Sumedang," katanya dalam keterangan pers di Kantor Kepresidenan Istana Merdeka di Jakarta, Senin, selepas rapat terbatas terkait percepatan penanganan stunting melalui SPBE yang dipimpin langsung Presiden Jokowi.

Baca juga: Bupati Sumedang siap bahas soal stunting berbasis digital ke Presiden Jokowi

Ia menyampaikan bahwa Bupati Sumedang sudah sukses membangun SPBE di daerahnya sekaligus mengorkestrasi baik itu dari aspek personel, proses bisnis, hingga sistem data elektronik yang menjadi satu.

"Sehingga beberapa program-program pemerintah, bukan hanya stunting sebenarnya, dia juga sudah berhasil memperbaiki program kemiskinan, program kemudahan memberikan izin itu jadi jauh lebih baik," katanya.

Baca juga: Presiden Jokowi tertarik penanganan stunting di Sumedang

Ia menjelaskan bahwa Presiden Jokowi mendorong kepastian semua daerah dalam penerapan SPBE.

"Jadi arahan Bapak Presiden adalah tolong dipastikan semua kabupaten/kota nanti didorong penerapan SPBE berkoordinasi dengan Menpan-RB (Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi -red)," ujar dia.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bupati Sumedang beberkan cara turunkan angka stunting secara drastis

Pewarta: Indra Arief Pribadi

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023