Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) gabungan masih menyisakan pencarian enam korban yang hilang usai peristiwa gempa bumi bermagnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, hingga hari kesembilan misi pencarian.
"Saat ini masih tersisa enam orang lagi yang dicari di dua lokasi, yakni Kampung Cijedil sebanyak empat orang dan Kampung Cicadas sebanyak dua orang," kata Koordinator Misi Pencarian Basarnas Jumaril di Posko Basarnas Cugenang, Cianjur, Selasa.
Ia mengatakan, hingga saat ini jumlah total korban yang berhasil dievakuasi sesuai data Posko Induk berjumlah 326 orang dalam kondisi meninggal dunia.
"Jumlah itu sudah termasuk di awal ada yang dievakuasi mandiri oleh masyarakat," katanya.
Jumaril mengatakan, proses pencarian orang hilang di lokasi terdampak gempa mengalami kendala cuaca hujan yang sulit untuk dikendalikan.
Basarnas bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memonitor situasi cuaca harian di sekitar lokasi pencarian. "Kalau diprediksi hujan, misalnya pada sore hari, maka proses evakuasi kita majukan jamnya lebih pagi," katanya.
Cuaca hujan kerap kali memicu longsor susulan hingga timbunan tanah semakin tebal.
"Material longsor luar biasa, sangat tebal dan licin, gempa susulan juga perlu diwaspadai, sebab kalau ada goyangan bisa membahayakan tim kami," katanya.
Basarnas juga menempatkan satu personel Safety Officer yang bertugas memastikan medan operasi dalam kondisi aman.
"Tujuannya khusus perhatikan kesehatan para relawan Tim SAR gabungan yang terlibat dalam operasi besar ini," katanya.
Sebelumnya Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) gabungan kembali menemukan dan mengevakuasi dua jenazah perempuan korban gempa bumi di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
Jenazah pertama berhasil dievakuasi pada Selasa, pukul 13.04 WIB di RT3 RW1 Desa Cijedil yang teridentifikasi sebagai seorang perempuan berusia dewasa.
Selang 30 menit kemudian, ditemukan satu jenazah perempuan lainnya yang diperkirakan masih berusia anak-anak.
Kedua jenazah tertimbun dalam tanah setebal 7 meter dalam jarak sekitar 5--10 meter dari masing-masing titik penemuan pada dataran cekungan.
Sekitar 25 orang tim evakuasi gabungan dari Basarnas, kepolisian, dan TNI melakukan proses evakuasi menggunakan satu unit alat berat backhoe berdasarkan titik koordinat korban yang telah ditandai oleh anjing pelacak.
Usai ketebalan tanah keruk hingga lapisan tertipis oleh oleh alat berat, proses evakuasi dilanjutkan secara manual menggunakan cangkul dan garukan jari tangan yang dibantu dengan mengairi tanah longsor menggunakan selang air agar mudah dikeruk.
Jasad korban kemudian dimasukkan ke dalam kantong mayat, setelah kedua jari tangannya dibungkus dengan kantong plastik untuk keperluan pemeriksaan tim DVI Polri.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tim SAR sisakan pencarian enam korban hilang gempa Cianjur
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Saat ini masih tersisa enam orang lagi yang dicari di dua lokasi, yakni Kampung Cijedil sebanyak empat orang dan Kampung Cicadas sebanyak dua orang," kata Koordinator Misi Pencarian Basarnas Jumaril di Posko Basarnas Cugenang, Cianjur, Selasa.
Ia mengatakan, hingga saat ini jumlah total korban yang berhasil dievakuasi sesuai data Posko Induk berjumlah 326 orang dalam kondisi meninggal dunia.
"Jumlah itu sudah termasuk di awal ada yang dievakuasi mandiri oleh masyarakat," katanya.
Jumaril mengatakan, proses pencarian orang hilang di lokasi terdampak gempa mengalami kendala cuaca hujan yang sulit untuk dikendalikan.
Basarnas bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memonitor situasi cuaca harian di sekitar lokasi pencarian. "Kalau diprediksi hujan, misalnya pada sore hari, maka proses evakuasi kita majukan jamnya lebih pagi," katanya.
Cuaca hujan kerap kali memicu longsor susulan hingga timbunan tanah semakin tebal.
"Material longsor luar biasa, sangat tebal dan licin, gempa susulan juga perlu diwaspadai, sebab kalau ada goyangan bisa membahayakan tim kami," katanya.
Basarnas juga menempatkan satu personel Safety Officer yang bertugas memastikan medan operasi dalam kondisi aman.
"Tujuannya khusus perhatikan kesehatan para relawan Tim SAR gabungan yang terlibat dalam operasi besar ini," katanya.
Jenazah pertama berhasil dievakuasi pada Selasa, pukul 13.04 WIB di RT3 RW1 Desa Cijedil yang teridentifikasi sebagai seorang perempuan berusia dewasa.
Selang 30 menit kemudian, ditemukan satu jenazah perempuan lainnya yang diperkirakan masih berusia anak-anak.
Kedua jenazah tertimbun dalam tanah setebal 7 meter dalam jarak sekitar 5--10 meter dari masing-masing titik penemuan pada dataran cekungan.
Sekitar 25 orang tim evakuasi gabungan dari Basarnas, kepolisian, dan TNI melakukan proses evakuasi menggunakan satu unit alat berat backhoe berdasarkan titik koordinat korban yang telah ditandai oleh anjing pelacak.
Usai ketebalan tanah keruk hingga lapisan tertipis oleh oleh alat berat, proses evakuasi dilanjutkan secara manual menggunakan cangkul dan garukan jari tangan yang dibantu dengan mengairi tanah longsor menggunakan selang air agar mudah dikeruk.
Jasad korban kemudian dimasukkan ke dalam kantong mayat, setelah kedua jari tangannya dibungkus dengan kantong plastik untuk keperluan pemeriksaan tim DVI Polri.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tim SAR sisakan pencarian enam korban hilang gempa Cianjur
Editor : Yuniardi Ferdinan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022