Personel Polda Jawa Barat menggelar patroli berskala besar di wilayah terdampak gempa bumi Cianjur untuk mengantisipasi pencurian barang berharga di rumah-rumah yang ditinggal penghuni untuk mengungsi.

"Jadi memang salah satu permasalahan yang diwaspadai terkait dengan adanya bencana ini yaitu rumah-rumah yang ditinggal," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo di Markas Polres Cianjur, Selasa.

Ia mengatakan rumah kosong menjadi incaran pelaku kejahatan untuk menjarah barang berharga yang ditinggal.

Polda Jabar melakukan upaya antisipasi dengan memerintahkan para kapolsek di Cianjur melakukan pengawasan terkait dengan daerah-daerah yang ditinggal tersebut.

"Kami kerahkan bhabinkamtibmas bersama warga untuk melakukan pengamanan secara mandiri, kemudian dilapis dengan patroli personel yang akan meluncur secara kontinyu," katanya.

Demikian halnya dengan polsek, Polda Jabar menambah kekuatan dengan mengerahkan 100 personel tim baharkam agar petugas polsek dapat lebih leluasa melakukan pengawasan di permukiman penduduk.

Ibrahim mengatakan patroli berskala besar dilaksanakan secara gabungan, Di mana ada dua tim yang bergantian untuk bergabung dengan personel Brimob Polda Jabar.

"Ada juga personel dari Brimob dan juga pelaksanaan patroli yang sama ke daerah-daerah yang terdampak tersebut, sehingga upaya bersifat preventif melalui patroli," katanya.

Hingga hari kedelapan setelah kejadian atau Senin (21/11), tercatat 703 orang korban luka gempa Cianjur, 73.693 orang pengungsi, 323 orang meninggal dunia, dan sembilan orang dalam pencarian.
Gempa berkekuatan magnitudo 5,6 terjadi di sekitar 10 km barat daya Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11), pukul 13.21 WIB.

Pusat gempa bumi itu berada di darat pada kedalaman 10 km di koordinat 6,84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur.


Jual bayi

Sebelumnya dilaporkan Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) menyelidiki penyebar informasi bohong (hoaks) terkait unggahan penjualan bayi dengan modus adopsi anak terdampak gempa Cianjur melalui media sosial.

"Kami akan melakukan lidik pendalaman apabila kami dapatkan dan bisa dikembangkan dan profiling terhadap orang-orangnya nanti akan kita proses hukum," kata Kepala Bidang Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo, di Polres Cianjur, Jawa Barat, Selasa.

Ibrahim mengaku telah menerima informasi penjualan bayi untuk mengadopsi anak yang menjadi korban terdampak gempa Cianjur melalui media sosial.

Dari hasil penelusuran, Ibrahim menegaskan unggahan informasi melalui media sosial itu tidak dapat dipertanggungjawabkan yang menyesatkan publik, sehingga mengandung unsur pidana.

"Kami sudah pantau benar terkait postingan penjualan bayi memang sampai sekarang belum ada informasi atau data ataupun laporan yang kita terima," ujar Ibrahim.

Ibrahim menambahkan Polda Jabar juga belum menerima laporan atau pengaduan adanya penjualan bayi korban gempa Cianjur.

Ibrahim menyatakan Polda Jabar mengklarifikasi informasi yang tidak benar itu dan masuk ranah pidana.

Ibrahim pun mengimbau masyarakat bijaksana menerima informasi terkait gempa Cianjur, karena seluruh pihak lebih berkonsentrasi terhadap penanganan warga terdampak bencana.

"Kami berharap masyarakat bijaksana untuk melihat segala informasi yang bergulir tidak menjadi residu informasi bagi masyarakat yang menyesatkan," kata Ibrahim pula.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Polda Jabar patroli skala besar jamin keamanan korban gempa Cianjur

Pewarta: Andi Firdaus/Ahmad Muzdaffar Fauzan

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022