Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta warga untuk tidak membangun tenda pengungsian di titik-titik rawan, seperti bantaran sungai maupun di pinggir lembah, karena berpotensi menimbulkan bahaya.

"Ini mohon tadi kami melihat di lapangan tuh ada tenda-tenda (pengungsian) yang didirikan, mohon jangan terlalu dekat dengan pinggir lembah," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers Update Penanganan Gempa Cianjur yang diikuti dari Jakarta secara virtual, Kamis.

Dwikorita mengatakan titik-titik rawan tersebut berpotensi terjadi longsor dan banjir bandang imbas dari gempa magnitudo 5,6 yang melanda kawasan Cianjur pada Senin (21/11).

Permukaan tanah yang telah diguncang gempa menjadi tidak stabil. Kondisi itu diperparah jika diguyur hujan, apalagi Cianjur beberapa hari terakhir mengalami hujan. Material tanah akan terbawa air yang akhirnya berpotensi mengakibatkan longsor dan banjir bandang.

Ia mengimbau agar pendirian tenda berada di lokasi yang benar-benar aman, seperti lapangan terbuka.

"Jangan terlalu dekat dengan lereng, karena masih mungkin terguyur hujan akhirnya longsor atau kena getaran akhirnya runtuh, jadi hati-hati saja dalam menentukan tempat sementara," kata dia.

Menurut dia, imbauan ini bukan untuk membuat masyarakat khawatir, justru harus semakin waspada dan berhati-hati.

"Maksud saya disampaikan biar masyarakat semakin tenang karena kejadian gempa. Gempa memang masih terjadi, ada gempa susulan tetapi semakin lemah dan semakin lemah," kata dia.

 

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022