Antarajawabarat.com, 2/1 - PT Pupuk Kujang menunggu hasil penelitian dari Litbang Kementerian Pertanian terkait formula NPK yang bisa diproduksi massal dan bisa dipakai di setiap daerah di Indonesia.

"Saat ini NPK masih dibuat dengan formula yang berbeda, kami masih menunggu formula baru hasil penelitian Litbang Kementerian Pertanian. Bila sudah ada kami akan langsung melakukan produksi yang tentunya melakukan penyesuaian," kata Direktur Komersial PT Pupuk Kujang Yuni Suryanto di Bandung, Rabu.

Ia menyebutkan, saat ini penelitian dan pengembangan formula baru untuk pupuk NPK tersebut masih dilakukan. Ia belum tahu kapan akan ada formula yang bisa diproduksi massal dan bisa dipakai di seluruh daerah Indonesia itu.

Produksi pupuk NPK saat ini, kata Yuni masih menggunakan formula lama yang disesuaikan dengan kondisi tanah di setiap daerah, sehingga penyalurannya belum bisa dilakukan rayonisasi seperti pupuk urea dan organik.

"Bila telah ada formula itu, maka NPK juga bisa dilakukan rayonisasi. Sekarang produk NPK belum bisa dirayonisasi karena kebutuhanya dan formulanya berbeda-beda di setiap daerah," katanya.

Untuk memproduksi NPK formula baru, kata Yuni pihaknya sudah melakukan antisipasi termasuk menyiapkan investasi mesin untuk memproduksi pupuk NPK formula baru itu.

"Saat ini produksi NPK diolah dengan mesin blunding atau yang mencampur biasa, namun formula baru nantinya harus granul atau berbentuk butiran. Jelas harus melakukan investasi karena mesinnya dipastikan beda," kata Yuni.

Terkait kesiapan pasokan, Yuni menyatakan PT Pupuk Kujang memastikan pasokan pupuk aman dan menyiapkan 148.608,64 ton stok untuk musim tanam hingga awal tahun 2013.

"Permintaan pupuk pada awal musim hujan ini akan meningkat, pasalnya ada peningkatan areal tanam dari lahan tadah hujan. Stok dipastikan mencapai 148.608,64 ton," katanya.

Menurut Yuni, para petani di lahan tadah hujan akan memulai penanamannya sehingga kebutuhan pupuk dipastikan meningkat.

Selain itu juga potensi banjir yang dialami para petani, mengakibatkan ada yang harus melakukan penanaman ulang sehingga meningkatkan kebutuhan pupuk.

Yuni Suryanto menyebutkan, stok urea paling banyak yakni mencapai 138.882,4 ton, kemudian NPK 4.878,71 ton serta pupuk organik 4.847,53 ton.

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013