Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyebutkan gelaran Bandung Fair 2022 merupakan salah satu ajang mengoptimalkan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Menurut dia, Bandung Fair 2022 tidak saja mempertemukan pengusaha dengan pengunjung pameran, tetapi juga insan-insan kreatif, seniman dan budayawan dalam satu arena, sehingga potensi pasar bagi UMKM bisa semakin besar karena daya tarik multisektor ini.
"Salah satu aktivitas ekonomi adalah pameran dagang. Di dalam pameran dagang terjadi pertemuan antara pembeli dan penjual, itulah pasar dan diharapkan terjadi transaksi, itulah ekonomi. Itulah ukuran keberhasilan sebuah pameran," kata LaNyalla di Bandung, Jawa Barat, Minggu.
Bandung Fair digelar selama 26-30 Oktober 2022 di Ubertos Mall, Kota Bandung, Jawa Barat. Dalam acara tersebut diisi pameran berbagai jenis UMKM, aneka kegiatan seni dan budaya, hingga lomba-lomba bagi masyarakat.
Menurut LaNyalla, kegiatan itu penting karena kebangkitan ekonomi selalu ditandai dengan adanya aktivitas ekonomi dan hal itu merupakan upaya menghadapi resesi global yang diprediksi terjadi pada 2023.
Sejauh ini, lanjutnya, pemerintah memang telah mendorong agar semakin banyak lahir UMKM, melalui beragam skema bantuan dan pelatihan yang diberikan. Namun, ia menilai upaya pemerintah itu tidak diiringi dengan memastikan keberadaan pasar.
"Ini penting untuk kita pikirkan, terutama dalam menghadapi ancaman resesi global yang sudah di depan mata," kata dia.
Ia memastikan pasar bagi UMKM ada adalah salah satu tugas penting pemerintah, termasuk pemerintah daerah. Karena itu, LaNyalla menilai perencanaan dalam pembangunan di daerah menjadi sangat penting, terutama pembangunan infrastruktur seperti sentra-sentra bisnis dan pasar-pasar baru.
"Inilah pekerjaan besar kita sebagai bangsa, untuk kembali membangun kekuatan ekonomi kerakyatan," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ketua DPD sebut Bandung Fair 2022 ajang optimalkan UMKM
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Menurut dia, Bandung Fair 2022 tidak saja mempertemukan pengusaha dengan pengunjung pameran, tetapi juga insan-insan kreatif, seniman dan budayawan dalam satu arena, sehingga potensi pasar bagi UMKM bisa semakin besar karena daya tarik multisektor ini.
"Salah satu aktivitas ekonomi adalah pameran dagang. Di dalam pameran dagang terjadi pertemuan antara pembeli dan penjual, itulah pasar dan diharapkan terjadi transaksi, itulah ekonomi. Itulah ukuran keberhasilan sebuah pameran," kata LaNyalla di Bandung, Jawa Barat, Minggu.
Bandung Fair digelar selama 26-30 Oktober 2022 di Ubertos Mall, Kota Bandung, Jawa Barat. Dalam acara tersebut diisi pameran berbagai jenis UMKM, aneka kegiatan seni dan budaya, hingga lomba-lomba bagi masyarakat.
Menurut LaNyalla, kegiatan itu penting karena kebangkitan ekonomi selalu ditandai dengan adanya aktivitas ekonomi dan hal itu merupakan upaya menghadapi resesi global yang diprediksi terjadi pada 2023.
Sejauh ini, lanjutnya, pemerintah memang telah mendorong agar semakin banyak lahir UMKM, melalui beragam skema bantuan dan pelatihan yang diberikan. Namun, ia menilai upaya pemerintah itu tidak diiringi dengan memastikan keberadaan pasar.
"Ini penting untuk kita pikirkan, terutama dalam menghadapi ancaman resesi global yang sudah di depan mata," kata dia.
Ia memastikan pasar bagi UMKM ada adalah salah satu tugas penting pemerintah, termasuk pemerintah daerah. Karena itu, LaNyalla menilai perencanaan dalam pembangunan di daerah menjadi sangat penting, terutama pembangunan infrastruktur seperti sentra-sentra bisnis dan pasar-pasar baru.
"Inilah pekerjaan besar kita sebagai bangsa, untuk kembali membangun kekuatan ekonomi kerakyatan," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ketua DPD sebut Bandung Fair 2022 ajang optimalkan UMKM
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022