Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat menyiapkan ratusan petugas gabungan dari lintas sektoral untuk siaga dan terjun langsung ke lapangan melakukan upaya penanganan dan pencegahan risiko dari segala kejadian bencana alam di Garut.
"Jika terjadi bencana maka kami dari berbagai instansi maupun relawan siap diterjunkan, jumlahnya bisa ratusan, tergantung besarnya bencana," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Satria Budi usai gelar pasukan dalam rangka Peringatan Bulan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dan Kesiapsiagaan Menghadapi Ancaman Bencana Hidrometeorologi di Garut, Rabu.
Ia menuturkan unsur yang terlibat dalam gelar pasukan sebagai kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana di Garut itu melibatkan berbagai unsur lintas instansi Pemkab Garut, kepolisian, TNI, dan organisasi sukarelawan.
Seluruh petugas gabungan dari berbagai instansi itu, kata dia, telah siap siaga untuk diterjunkan dengan kesiapan peralatannya membantu masyarakat yang terdampak bencana alam.
"Gelar pasukan ini sebuah kolaborasi dan menyatukan persepsi dan menyatukan langkah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat," kata Satria.
Sekretaris Daerah Kabupaten Garut Nurdin Yana mengatakan, Garut merupakan daerah yang memiliki risiko bencana alam dan bukan alam yang cukup tinggi.
Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) Tahun 2021, kata Nurdin, Kabupaten Garut menduduki peringkat risiko bencana ke-36 dari 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia dan posisi ke-4 di Provinsi Jawa Barat.
"Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai upaya penyelenggaraan penanggulangan bencana yang baik, terencana, terarah, dan efektif yang dimulai dari tahap pra bencana, tanggap darurat, sampai pascabencana," katanya.
Ia menyampaikan apel tersebut upaya pemerintah daerah dalam rangka peningkatan kesiapsiagaan dan kapasitas daerah dalam menghadapi ancaman bencana, khususnya bencana hidrometeorologi yang terjadi saat musim hujan.
"Sebagaimana diamanatkan oleh Presiden Republik Indonesia, pada Rakorna Penanggulangan Bencana Tahun 2022 yang lalu, mitigasi dan pengurangan risiko bencana harus menjadi fokus di dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, baik di tingkat nasional maupun di daerah," kata Nurdin.
Ia menyampaikan cara penanggulangan bencana sebelumnya yang fokus pada upaya-upaya darurat, kini berganti pada upaya pencegahan, mitigasi, dan pengurangan risiko bencana.
Ia berharap adanya gelar pasukan dapat meningkatkan peran dan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat dan instansi terkait terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.
"Kami juga mengimbau dan mengingatkan kepada seluruh pihak dan seluruh masyarakat yang terlibat dalam upaya penanggulangan bencana, untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap ancaman bencana yang mungkin timbul, khususnya bencana hidrometeorologi yang umumnya mendominasi di musim hujan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Jika terjadi bencana maka kami dari berbagai instansi maupun relawan siap diterjunkan, jumlahnya bisa ratusan, tergantung besarnya bencana," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Satria Budi usai gelar pasukan dalam rangka Peringatan Bulan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dan Kesiapsiagaan Menghadapi Ancaman Bencana Hidrometeorologi di Garut, Rabu.
Ia menuturkan unsur yang terlibat dalam gelar pasukan sebagai kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana di Garut itu melibatkan berbagai unsur lintas instansi Pemkab Garut, kepolisian, TNI, dan organisasi sukarelawan.
Seluruh petugas gabungan dari berbagai instansi itu, kata dia, telah siap siaga untuk diterjunkan dengan kesiapan peralatannya membantu masyarakat yang terdampak bencana alam.
"Gelar pasukan ini sebuah kolaborasi dan menyatukan persepsi dan menyatukan langkah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat," kata Satria.
Sekretaris Daerah Kabupaten Garut Nurdin Yana mengatakan, Garut merupakan daerah yang memiliki risiko bencana alam dan bukan alam yang cukup tinggi.
Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) Tahun 2021, kata Nurdin, Kabupaten Garut menduduki peringkat risiko bencana ke-36 dari 514 kabupaten/kota seluruh Indonesia dan posisi ke-4 di Provinsi Jawa Barat.
"Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai upaya penyelenggaraan penanggulangan bencana yang baik, terencana, terarah, dan efektif yang dimulai dari tahap pra bencana, tanggap darurat, sampai pascabencana," katanya.
Ia menyampaikan apel tersebut upaya pemerintah daerah dalam rangka peningkatan kesiapsiagaan dan kapasitas daerah dalam menghadapi ancaman bencana, khususnya bencana hidrometeorologi yang terjadi saat musim hujan.
"Sebagaimana diamanatkan oleh Presiden Republik Indonesia, pada Rakorna Penanggulangan Bencana Tahun 2022 yang lalu, mitigasi dan pengurangan risiko bencana harus menjadi fokus di dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, baik di tingkat nasional maupun di daerah," kata Nurdin.
Ia menyampaikan cara penanggulangan bencana sebelumnya yang fokus pada upaya-upaya darurat, kini berganti pada upaya pencegahan, mitigasi, dan pengurangan risiko bencana.
Ia berharap adanya gelar pasukan dapat meningkatkan peran dan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat dan instansi terkait terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.
"Kami juga mengimbau dan mengingatkan kepada seluruh pihak dan seluruh masyarakat yang terlibat dalam upaya penanggulangan bencana, untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap ancaman bencana yang mungkin timbul, khususnya bencana hidrometeorologi yang umumnya mendominasi di musim hujan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022