Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Cianjur, Jawa Barat, memperbaiki seribuan ruangan kelas yang rusak berat menggunakan anggaran dari biaya tidak terduga (BTT) dengan prioritas ruang kelas rusak akibat bencana alam. 

Kepala Disdikpora Akib Ibrahim di Cianjur, Jumat, mengatakan pihaknya sudah melakukan pendataan ruang kelas SD yang rusak berat sebanyak 1.649, rusak sedang sebanyak 1.952 dan rusak ringan sebanyak 1.605 tersebar di seluruh kecamatan di Cianjur.     

"Kami juga meminta kepala sekolah atau pengelola sekolah untuk segera melaporkan ruang kelas yang rusak untuk diajukan perbaikan karena pendataan yang kami lakukan mungkin belum maksimal, karena masih ada bangunan sekolah yang rusak tidak terdata," katanya.

Disdikpora segera melakukan perbaikan meski anggaran yang disediakan dari BTT terbatas. Dengan skala prioritas sesuai petunjuk langsung dari Bupati Cianjur, ruang kelas yang rusak berat akibat bencana alam untuk diutamakan agar aktifitas belajar mengajar tetap berjalan.

Akib meminta pihak sekolah dapat menarik sumber pendanaan mulai dari lingkungan sekitarnya, seperti sekolah menggalang dana dari berbagai sumber termasuk alumni yang memiliki kepedulian terhadap almamaternya, tapi bukan meminta sumbangan dari orang tua siswa.

Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan dari seribuan ruang kelas yang rusak akibat dimakan usia diharapkan dapat dibangun kembali di awal tahun 2023, sedang untuk ruang kelas yang rusak akibat bencana alam akan langsung dibangun pada akhir tahun 2022.

"Kita siapkan anggarannya dari BTT, namun terbatas untuk ruang kelas yang rusak akibat bencana alam, kalau yang rusak akibat termakan usia akan diperbaiki secara bertahap mulai dari tahun 2023," katanya.

Sementara itu kepala sekolah di Cianjur berharap ruang kelas rusak berat karena dimakan usia segera diperbaiki pemerintah daerah karena dana bantuan yang diterima termasuk dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak mencukupi, termasuk swadaya dari orang tua murid.

"Harapan kami ruang kelas yang rusak dapat segera dibangun kembali karena kasihan siswa didik terpaksa menjalani proses belajar mengajar bergiliran atau di luar ruangan. Kalau mengandalkan sumbangan sudah pasti memberatkan orang tua siswa," kata Kepala Sekolah di Kecamatan Gekbrong, Deden.          

 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022