Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, mencatat 25 kejadian bencana alam terjadi selama satu bulan terakhir melanda sejumlah kecamatan di Cianjur, sebagian besar sudah dapat ditangani dan tuntas termasuk menyalurkan bantuan untuk korban.
Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Wibowo di Cianjur Senin, mengatakan pihaknya sudah meminta warga di sebagian besar wilayah Cianjur, untuk waspada dan segera mengungsi ketika melihat tanda alam akan terjadi bencana terutama saat hujan turun deras dengan intensitas tinggi.
"Permintaan ini berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG yang menyebutkan curah hujan di sebagian besar wilayah di Cianjur akan tinggi sampai akhir tahun, sehingga siaga bencana diterapkan untuk semua wilayah mulai dari utara hingga selatan," katanya.
Seiring tingginya curah hujan selama satu bulan terakhir atau sepanjang September hingga Oktober ini, 25 kejadian bencana melanda sembilan kecamatan di Cianjur, mulai dari Sukaresmi, Cipanas, Cibeber, Campaka, Cibinong, Tanggeung, Sindangbarang, Leles dan Agrabinta.
Untuk bencana alam longsor atau pergerakan tanah tercatat 16 kejadian, banjir delapan kejadian, angin puting dan gempa bumi satu kejadian.
Rudi mengatakan, dari berbagai kejadian bencana itu, tidak ada korban jiwa, hanya 14 kepala keluarga mengungsi sementara ke rumah sanak saudaranya.
"Untuk warga yang mengungsi, kini sudah pulang kembali ke rumahnya masing-masing. Mereka adalah korban pergerakan tanah di Kecamatan Cibeber. Sedangkan untuk penanganan cepat, kami dibantu relawan, TNI/Polri dan dinas terkait yang menurunkan alat berat," katanya.
Pihak pemerintah daerah melalui dinas terkait, tambah dia, sudah menyalurkan bantuan beras yang totalnya lebih dari 5 ton ke sejumlah titik yang terjadi bencana. Sedangkan untuk korban yang rumahnya rusak berat segera dibangun kembali melalui program rumah tidak layak huni.
"Untuk relokasi warga Desa Selagedang, Kecamatan Cibeber, akan diprioritaskan empat keluarga, sedangkan puluhan keluarga lainnya akan direlokasi secara bertahap. Kami tetap menyiagakan relawan di seluruh wilayah untuk melakukan pengawasan, pendataan dan mengevakuasi warga," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Wibowo di Cianjur Senin, mengatakan pihaknya sudah meminta warga di sebagian besar wilayah Cianjur, untuk waspada dan segera mengungsi ketika melihat tanda alam akan terjadi bencana terutama saat hujan turun deras dengan intensitas tinggi.
"Permintaan ini berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG yang menyebutkan curah hujan di sebagian besar wilayah di Cianjur akan tinggi sampai akhir tahun, sehingga siaga bencana diterapkan untuk semua wilayah mulai dari utara hingga selatan," katanya.
Seiring tingginya curah hujan selama satu bulan terakhir atau sepanjang September hingga Oktober ini, 25 kejadian bencana melanda sembilan kecamatan di Cianjur, mulai dari Sukaresmi, Cipanas, Cibeber, Campaka, Cibinong, Tanggeung, Sindangbarang, Leles dan Agrabinta.
Untuk bencana alam longsor atau pergerakan tanah tercatat 16 kejadian, banjir delapan kejadian, angin puting dan gempa bumi satu kejadian.
Rudi mengatakan, dari berbagai kejadian bencana itu, tidak ada korban jiwa, hanya 14 kepala keluarga mengungsi sementara ke rumah sanak saudaranya.
"Untuk warga yang mengungsi, kini sudah pulang kembali ke rumahnya masing-masing. Mereka adalah korban pergerakan tanah di Kecamatan Cibeber. Sedangkan untuk penanganan cepat, kami dibantu relawan, TNI/Polri dan dinas terkait yang menurunkan alat berat," katanya.
Pihak pemerintah daerah melalui dinas terkait, tambah dia, sudah menyalurkan bantuan beras yang totalnya lebih dari 5 ton ke sejumlah titik yang terjadi bencana. Sedangkan untuk korban yang rumahnya rusak berat segera dibangun kembali melalui program rumah tidak layak huni.
"Untuk relokasi warga Desa Selagedang, Kecamatan Cibeber, akan diprioritaskan empat keluarga, sedangkan puluhan keluarga lainnya akan direlokasi secara bertahap. Kami tetap menyiagakan relawan di seluruh wilayah untuk melakukan pengawasan, pendataan dan mengevakuasi warga," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022