Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat berkolaborasi dengan Universitas Katolik Parahyangan akan melakukan riset pluralisme di Kampung Labirin, Kebon Jukut, Kelurahan Babakanpasar, Kecamatan Bogor Timur yang terjaga cukup lama untuk dikembangkan di daerah lain.

Wali Kota Bogor Bima Arya menyambut kedatangan Rektor Unpar Mangadar Situmorang di Kampung Labirin, Kota Bogor, Senin, untuk memperkenalkan keberagaman masyarakat di daerah itu sebagai lokasi riset bersama akademisi dan mahasiswa.

"Kampung ini tidak jauh dari lokasi Pak Presiden di Istana Bogor. Masyarakat di sini beragam dan rukun. Kenapa disebut labirin, karena kondisinya begini, banyak jalan kecil, saya sendiri enggak hafal kalau keluar sendiri dari sini," ungkap dia.

Bima mengajak Rektor Unpar Mangadar Situmorang berkeliling kampung untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar.

Ia membawa rombongan Unpar ke Wihara Maha Brahma yang sering kali dijadikan tempat merangkul kebersamaan masyarakat pada hari-hari besar keagamaan.

Dia mengatakan Kawasan Suryakencana terkenal menjadi lokasi kuliner bermacam kultur, seperti masakan Tionghoa dan Sunda. 

Penelitian bersama antara tim Pemerintah Kota Bogor dengan Universitas Katolik Parahyangan salah satunya bertujuan mengetahui nilai-nilai apa yang membuat warga dapat rukun berdampingan.
Dari hasil penelitian itu, tim akan memetakan potensi-potensi yang bisa dikembangkan di Kampung Labirin ini.

Rektor Unpar Mangadar Situmoran menyatakan dari pengamatan sepintas masyarakat di Kampung Labirin rukun dalam keberagaman, sehingga dalam penelitian bisa menggali mengapa itu semua bisa terjadi.

"Itu bisa kita replikasi, duplikasi, bisa kita lebih kembangkan lagi untuk masyarakat di tempat lain. Jadi Kampung Labirin ini kami melihat menjadi sebuah model ya, untuk hidup toleransi, kebinekaan. Ini bisa untuk diterapkan di tempat lain," kata dia.
 

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022