Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Dicky Saromi mengatakan pihaknya memprioritaskan membangun dari desa karena sesuai dengan visi misi "Jabar Juara Lahir Batin" bisa terwujud dengan Desa Juara.
 
"Membangun Provinsi Jabar dari desa ialah prioritas yang harus ditempuh. Karena Jabar Juara akan dapat diraih melalui desa yang juara. Terlebih, desa sebagai entitas terdepan dalam pembangunan," kata Dicky Saromi, di Bandung, Kamis.
 
Selama ini desa berkontribusi 75 persen dalam capaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan 90 persen wilayah pemerintah berupa desa serta sebesar 72 persen penduduk tinggal di desa.
 
Dicky mengatakan pembangunan desa melalui pemenuhan kebutuhan dasar serta pembangunan sarana dan prasarana dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia.

Baca juga: Jawa Barat luncurkan aplikasi "CASN Juara"
 
Terlebih, kata Dicky, pengembangan potensi ekonomi lokal dan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan diyakini mampu menanggulangi kemiskinan di desa.
 
"Hal ini menjadikan desa sebagai entitas mandiri. Yang merupakan basis penghidupan dan kehidupan masyarakat secara berkelanjutan. Mengingat, desa sebagai ujung tombak terdepan dalam pembangunan masyarakat desa," kata Dicky.
 
Ia mengatakan membangun desa ditegaskan dalam Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Desa dan Permendesa Nomor 6 Tahun 2014 tentang Indeks Desa Membangun (IDM).
 
Sehingga tidak berlebihan jika Pemprov Jabar mengeluarkan berbagai kebijakan terhadap pembangunan desa dan meluncurkan program strategis yang diharapkan dapat mendorong lahirnya desa juara.
 
"Jadi semangat UU Nomor 6 Tahun 2014 untuk membangun, memandirikan dan mensejahterakan desa, direspon oleh Pemprov Jabar melalui 12 prioritas yang dikemas dalam Program Gerbang Desa dengan mengacu pada IDM sebagai bahan rujukannya," katanya.
 
Dikcy menuturkan, saat ini keberhasilan pun telah ditorehkan dan mampu mengentaskan jumlah desa tertinggal yang berjumlah 929 desa pada 4 tahun lalu.
 
Hal tersebut mengantarkan Provinsi Jabar menempati peringkat ketiga IDM, termasuk salah satu provinsi dengan Zero Desa Tertinggal.

Baca juga: Ridwan Kamil resmikan Pasar Rakyat Jabar Juara di Depok
 
"Kalau secara hitung-hitungan dari target 5.000 desa mandiri secara nasional, Jabar telah memberikan kontribusi seperlimanya. Saat ini seluruh kabupaten sudah berstatus maju. Dan hanya Kota Banjar dengan status mandiri, karena semua desanya berstatus mandiri," kata dia.
 
Ia mengatakan, terdapat desa 10 di Provinsi Jabar dengan nilai IDM tertinggi, yakni Desa Panjalu (Kab Ciamis), Desa Lengkong (Kab Bandung), Desa Dayeuh, Desa Bojong Kulur, Desa Pondok Udik, Desa Bojonggede (Kab Bogor), Desa Bungursari, Desa Wanakerta (Kab Purwakarta), dan Desa Pangandaran (Kab Pangandaran).
 
"Dan khusus Desa Panjalu, juga masuk dalam 10 besar desa mandiri secara nasional," kata Dicky.
 
Meskipun status desa di Provinsi Jabar masuk dalam kategori maju secara rata-rata, tetapi dari indeks komposit ekonomi masih terbilang rendah.
 
Dengan poin 0,6956 jika dibandingkan dengan indeks komposit sosial sebesar 0,8367 dan indeks komposit lingkungan sebesar 0,7264.
 
"Artinya ini menunjukkan bahwa sektor ekonomi desa perlu adanya perhatian yang cukup besar, dan intervensi atau treatment secara serius," katanya.

KmDPMD Jabar telah menyusun dua model strategi intervensi kebijakan yakni Intervensi Program berbasis Data IDM oleh Perangkat Daerah sesuai kewenangan dan membangun Desa percontohan melalui intervensi program bersama Perangkat Daerah lainnya.
 
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil menambahkan desa di Jabar saat ini banyak yang semakin juara.
 
Gubernur Ridwan Kamil mengatakan di awal kepemimpinannya ada 929 desa yang berstatus tertinggal.
 
Ia menyebutkan, seluruh desa di Jabar saat ini tak ada lagi desa tertinggal dan bahkan total desa mandiri meningkat signifikan dari 37 menjadi 1.130 desa.
 
"Desa di Jabar sudah makin juara. Dari 929 desa tertinggal setelah saya menjabat jadi nol. Desa mandiri juga selama tiga tahun yang awalnya 37 desa sekarang 1.130 desa," kata Ridwan Kamil.
 
 
 
 

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022