Konsep desa wisata yang ada di Indonesia bisa menjadi sektor pariwisata potensial yang bisa ditawarkan ke wisatawan mancanegara jika mampu dikelola dengan baik, kata Kepala Pusat Studi Pariwisata Universitas Padjadjaran (Unpad) Awaludin Nugraha.
Menurut Awaludin, pengembangan pariwisata berbasis desa belum banyak dilakukan di banyak negara di dunia. Sehingga menurutnya desa wisata bisa menjadi sebuah kekhasan Indonesia.
"Ini khasnya Indonesia, sesuatu baru yang bisa kita tawarkan ke internasional, apabila kita bisa mengelolanya dengan baik," kata Awaludin dalam laman resmi Unpad di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Dia mengatakan konsep desa wisata semakin menguat setelah adanya pandemi COVID-19 karena didasarkan keyakinan jika pengembangan desa wisata bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Hal itu pun, kata dia, ditunjang dengan kebijakan pemerintah yang berupaya mengembangkan desa wisata guna mengakselerasi perekonomian dalam rangka pemulihan ekonomi.
Namun dia menilai konsep desa wisata belum sepenuhnya dipahami oleh para pelaku pariwisata. Karena, kata dia, pariwisata tidak mengenal batas wilayah, sedangkan sebuah desa sangat erat kaitannya dengan batas wilayah secara administratif.
Selain itu, menurutnya masyarakat desa banyak yang memaknai bahwa sektor pariwisata hanya sebatas ranah rekreasi. Padahal, kata dia, banyak aspek di pedesaan yang bisa menjadi potensi pariwisata seperti wisata petualangan, ziarah, kuliner, hingga kepercayaan atau kebudayaan lokal di desa tersebut.
"Di tempat lain ada medical tourism, bagaimana praktik dukun atau pengobatan herbal bisa disaksikan wisatawan. Ada pula wisata atraksi, teknik khas, ataupun nilai lokal yang belum tersentuh," kata Awaludin yang merupakan Dosen Program Studi Magister Pariwisata Berkelanjutan Unpad.
Adapun menurutnya dukungan pemerintah bisa dilakukan dengan mempersiapkan data potensi pariwisata, pemberian beasiswa pengembangan sumber daya kepariwisataan, membangun infrastruktur, hingga mendukung program pengabdian masyarakat yang dilakukan perguruan tinggi di desa.
Tentunya, dia mengatakan akademisi juga berperan dalam penguatan kapasitas sumber daya pariwisata, mulai dari peningkatan penguasaan bahasa asing, hingga edukasi untuk merawat infrastruktur desa.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Menurut Awaludin, pengembangan pariwisata berbasis desa belum banyak dilakukan di banyak negara di dunia. Sehingga menurutnya desa wisata bisa menjadi sebuah kekhasan Indonesia.
"Ini khasnya Indonesia, sesuatu baru yang bisa kita tawarkan ke internasional, apabila kita bisa mengelolanya dengan baik," kata Awaludin dalam laman resmi Unpad di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Dia mengatakan konsep desa wisata semakin menguat setelah adanya pandemi COVID-19 karena didasarkan keyakinan jika pengembangan desa wisata bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Hal itu pun, kata dia, ditunjang dengan kebijakan pemerintah yang berupaya mengembangkan desa wisata guna mengakselerasi perekonomian dalam rangka pemulihan ekonomi.
Namun dia menilai konsep desa wisata belum sepenuhnya dipahami oleh para pelaku pariwisata. Karena, kata dia, pariwisata tidak mengenal batas wilayah, sedangkan sebuah desa sangat erat kaitannya dengan batas wilayah secara administratif.
Selain itu, menurutnya masyarakat desa banyak yang memaknai bahwa sektor pariwisata hanya sebatas ranah rekreasi. Padahal, kata dia, banyak aspek di pedesaan yang bisa menjadi potensi pariwisata seperti wisata petualangan, ziarah, kuliner, hingga kepercayaan atau kebudayaan lokal di desa tersebut.
"Di tempat lain ada medical tourism, bagaimana praktik dukun atau pengobatan herbal bisa disaksikan wisatawan. Ada pula wisata atraksi, teknik khas, ataupun nilai lokal yang belum tersentuh," kata Awaludin yang merupakan Dosen Program Studi Magister Pariwisata Berkelanjutan Unpad.
Adapun menurutnya dukungan pemerintah bisa dilakukan dengan mempersiapkan data potensi pariwisata, pemberian beasiswa pengembangan sumber daya kepariwisataan, membangun infrastruktur, hingga mendukung program pengabdian masyarakat yang dilakukan perguruan tinggi di desa.
Tentunya, dia mengatakan akademisi juga berperan dalam penguatan kapasitas sumber daya pariwisata, mulai dari peningkatan penguasaan bahasa asing, hingga edukasi untuk merawat infrastruktur desa.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022