Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menyalurkan beras guna menangani masyarakat miskin di delapan kecamatan yang masuk ke dalam kategori rawan pangan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Bandung Marlan mengatakan ada hampir 1.000 keluarga yang bakal menerima penyaluran beras tersebut berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
"Sebetulnya ketahanan pangan itu bukan tidak ada sama sekali bahan pokok, tetapi lebih banyak menurunnya daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok yang harus mereka penuhi setiap hari karena kondisi inflasi saat ini," kata Marlan di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Menurutnya keluarga penerima manfaat (KPM) yang bakal menerima beras itu tidak terakomodir oleh PKH (Program Keluarga Harapan) maupun BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai).
Adapun ratusan KPM itu berasal dari 20 desa yang ada di Kecamatan Ibun, Kertasari, Pacet, Ciparay, Cimaung, Pangalengan, Ciwidey dan Kecamatan Pasirjambu. Masing-masing dari mereka, menurutnya bakal mendapat bantuan 10 kilogram beras.
Selain itu, menurutnya Pemkab Bandung juga telah menyiapkan beragam bantuan kepada masyarakat yang berasal dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp31 miliar.
"Seperti yang dilaksanakan Dinas Perdagangan dan Perindustrian yang melaksanakan Operasi Pasar Murah Bersubsidi," kata Marlan.
Marlan menyebutkan bahwa saat ini Tanah Air menghadapi tantangan krisis global dampak dari perang Rusia dan Ukraina. Selain itu, menurutnya Indonesia juga tengah menghadapi potensi inflasi akibat kenaikan harga BBM.
"Bantuan beras kepada masyarakat sebagai upaya untuk meringankan beban masyarakat, terutama di desa yang rawan pangan, ini sebagai bentuk kepedulian pemerintah," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bandung salurkan beras guna tangani 8 kecamatan rawan pangan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Bandung Marlan mengatakan ada hampir 1.000 keluarga yang bakal menerima penyaluran beras tersebut berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
"Sebetulnya ketahanan pangan itu bukan tidak ada sama sekali bahan pokok, tetapi lebih banyak menurunnya daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok yang harus mereka penuhi setiap hari karena kondisi inflasi saat ini," kata Marlan di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Menurutnya keluarga penerima manfaat (KPM) yang bakal menerima beras itu tidak terakomodir oleh PKH (Program Keluarga Harapan) maupun BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai).
Adapun ratusan KPM itu berasal dari 20 desa yang ada di Kecamatan Ibun, Kertasari, Pacet, Ciparay, Cimaung, Pangalengan, Ciwidey dan Kecamatan Pasirjambu. Masing-masing dari mereka, menurutnya bakal mendapat bantuan 10 kilogram beras.
Selain itu, menurutnya Pemkab Bandung juga telah menyiapkan beragam bantuan kepada masyarakat yang berasal dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp31 miliar.
"Seperti yang dilaksanakan Dinas Perdagangan dan Perindustrian yang melaksanakan Operasi Pasar Murah Bersubsidi," kata Marlan.
Marlan menyebutkan bahwa saat ini Tanah Air menghadapi tantangan krisis global dampak dari perang Rusia dan Ukraina. Selain itu, menurutnya Indonesia juga tengah menghadapi potensi inflasi akibat kenaikan harga BBM.
"Bantuan beras kepada masyarakat sebagai upaya untuk meringankan beban masyarakat, terutama di desa yang rawan pangan, ini sebagai bentuk kepedulian pemerintah," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bandung salurkan beras guna tangani 8 kecamatan rawan pangan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022