Hunian vertikal di kawasan Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat makin diminati masyarakat hingga turut mendongkrak realisasi capaian investasi di daerah itu pada tahun ini.

Tingginya angka pembelian hunian vertikal khususnya bagi warga aglomerasi Jabodetabek itu dipengaruhi meningkatnya nilai jual objek pajak harga tanah di kawasan protokol sehingga membuat hunian tapak tidak lagi menjadi pilihan.

"Saat ini jumlah penghuni aktif telah mencapai 500 lebih, sementara jumlah unit yang sudah di-handover (serah terima) sebanyak 1.700-an unit," kata Chief Marketing Office Meikarta Lilies Surjono usai meresmikan unit baru Newton Tower, Senin.

Dia mengaku pihaknya menjadi salah satu pengembang yang turut mendapatkan dampak positif dari peningkatan hunian vertikal. Hingga kini, setidaknya sembilan dari sepuluh menara hunian vertikal telah selesai dibangun dan rampung dipasarkan.

Lilies menyebut serah terima menara kesembilan merupakan langkah terbaru setelah perusahaan menyelesaikan penyerahan unit pada delapan menara sebelumnya.

Salah satu alasan tingginya minat warga tinggal di hunian vertikal yakni fasilitas yang dianggap lebih komplit. Selain itu, lingkungan serta lokasi yang lebih strategis karena berada di kawasan perkotaan. Berbeda dengan hunian tapak yang biasanya berada pada kawasan penyangga.

"Konsumen juga dapat tinggal langsung di unit yang telah diserahterimakan. Karena sudah selesai semua infrastrukturnya, serta komersial area Distrik 1 juga sudah banyak tenant untuk kebutuhan sehari-hari," ucapnya.

"Seperti berbagai macam restoran, supermarket, laundry, salon, F&B, bioskop, coffee shop, semua lengkap tersedia. Sehingga bisa langsung dapat menikmati hasil investasi mereka. Selain itu, terdapat juga jaringan kawasan pertokoan yang tersedia di bagian dasar hunian," imbuh dia.


 

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022