Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menyebut pelebaran Jalan Raya Soreang-Ciwidey diperlukan untuk meningkatkan potensi pariwisata di kawasan Bandung selatan.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Bandung Marlan rencana pelebaran jalan tersebut kini sudah menjadi program strategis nasional. Menurutnya program pelebaran jalan itu sudah mulai berjalan.
Baca juga: BUMD Jaswita Jabar gandeng swasta kelola objek wisata kekinian di Ciwidey
"Saat ini sedang direncanakan untuk membuat visibilitas studinya," kata Marlan di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Menurutnya rencana pelebaran jalan itu ditargetkan bisa dilakukan dalam kurun waktu dua tahun. Idealnya, kata dia, jalan nasional itu lebarnya yakni 25 meter.
Marlan mengatakan lahan yang diprediksi terdampak program pelebaran jalan itu di antaranya merupakan lahan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan Perhutani.
"Kalau saya melihat kebanyakan lahannya milik Perhutani dan PTPN. Nah itu kan bisa lebih mudah kalau sesama lahan pemerintah, apalagi nanti pembebasan lahan dari pemerintah pusat," katanya.
Baca juga: Gubernur Jabar instruksikan penutupan akses menuju Pangandaran & Ciwidey
Namun, kata dia, ada sepanjang 13 kilometer lahan yang merupakan milik masyarakat di sepanjang Jalan Raya Soreang-Ciwidey. Sehingga program pelebaran jalan itu pun belum tentu bakal berjalan mudah.
Meski sudah ada rencana pembangunan Jalan Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan, menurutnya pelebaran jalan raya itu masih diperlukan.
"Menurut saya masih diperlukan, karena memang untuk mempercepat distribusi saja," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Bandung Marlan rencana pelebaran jalan tersebut kini sudah menjadi program strategis nasional. Menurutnya program pelebaran jalan itu sudah mulai berjalan.
Baca juga: BUMD Jaswita Jabar gandeng swasta kelola objek wisata kekinian di Ciwidey
"Saat ini sedang direncanakan untuk membuat visibilitas studinya," kata Marlan di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Menurutnya rencana pelebaran jalan itu ditargetkan bisa dilakukan dalam kurun waktu dua tahun. Idealnya, kata dia, jalan nasional itu lebarnya yakni 25 meter.
Marlan mengatakan lahan yang diprediksi terdampak program pelebaran jalan itu di antaranya merupakan lahan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan Perhutani.
"Kalau saya melihat kebanyakan lahannya milik Perhutani dan PTPN. Nah itu kan bisa lebih mudah kalau sesama lahan pemerintah, apalagi nanti pembebasan lahan dari pemerintah pusat," katanya.
Baca juga: Gubernur Jabar instruksikan penutupan akses menuju Pangandaran & Ciwidey
Namun, kata dia, ada sepanjang 13 kilometer lahan yang merupakan milik masyarakat di sepanjang Jalan Raya Soreang-Ciwidey. Sehingga program pelebaran jalan itu pun belum tentu bakal berjalan mudah.
Meski sudah ada rencana pembangunan Jalan Tol Soreang-Ciwidey-Pangalengan, menurutnya pelebaran jalan raya itu masih diperlukan.
"Menurut saya masih diperlukan, karena memang untuk mempercepat distribusi saja," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022