Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menyatakan butuh biaya yang cukup besar hingga Rp2 miliar untuk perbaikan setiap satu jembatan yang rusak karena diterjang banjir di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
"Satu jembatan itu (anggarannya) Rp2 miliar, kalau ada empat itu sudah Rp8 miliar, belum lagi misalkan jembatan gantung, katakanlah jembatan gantung Rp500 (juta)," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman di Garut, Senin.
Ia menuturkan hujan deras yang mengguyur wilayah Garut telah menyebabkan aliran sungai meluap hingga terjadi banjir, Jumat (15/7), akibatnya pemukiman rumah warga terendam dan jembatan rusak.
Sebanyak 43 jembatan, kata Helmi, dilaporkan kondisinya rusak, serta ada juga terbawa hanyut arus banjir, akibatnya aktivitas warga terganggu dan membutuhkan perbaikan dengan membuat jembatan sementara.
Baca juga: Pemkab siapkan lahan untuk relokasi warga korban banjir di Garut
Ia menyebutkan jembatan rusak tidak hanya di wilayah perkotaan, tapi ada juga di daerah pelosok selatan Garut yakni Kecamatan Banjarwangi ada 17 jembatan sebanyak tujuh jembatan terputus, dan sisanya rusak dan terancam putus.
"Ini perlu ada segera perbaikan-perbaikan, kalau tidak ini dikhawatirkan yang 10 sisanya itu juga bisa runtuh," katanya.
Ia menyampaikan kerusakan fasilitas umum seperti jembatan maupun jalan dan lain-lainnya sudah dilaporkan ke Gubernur Jawa Barat, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang siap memberikan perhatian untuk membantu perbaikan.
Pemkab Garut, kata dia, sudah melakukan upaya menanggulangi daerah terdampak banjir selama ditetapkannya darurat bencana selama 14 hari dengan memberikan bantuan, membersihkan lingkungan, dan mendata kerugian materi.
Ia mengungkapkan, berdasarkan hasil laporan sementara dari petugas di lapangan, tingkat kerugian dampak banjir bandang diperkirakan lebih dari Rp17 miliar.
Baca juga: Gubernur Jawa Barat komitmen terus tanam pohon cegah banjir
Petugas di lapangan, tambah dia, masih menghitung nilai kerugian, karena ada juga kerusakan lain dampak bencana seperti jalan, lahan milik warga, termasuk hewan ternak yang terseret arus banjir.
"Seperti ada yang terkena banjir dan diperkirakan akan puso, tambah lagi ikan yang hilang, kemudian ternak, ini memang cukup besar (kerugiannya)," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Iwan Ridwan mengatakan daerahnya terdapat satu jembatan yang rusak akibat diterjang banjir bandang.
Jembatan itu, kata dia, bisa digunakan masyarakat Kecamatan Karangpawitan untuk pergi ke sekolah maupun berbagai aktivitas lainnya yang lebih dekat ke jalan raya Banyuresmi dibandingkan jalan raya lainnya.
"Karena sekarang kondisinya rusak, maka sementara warga yang mau menyeberang pakai perahu bantuan dari Polri, TNI, BPBD, dan dari instansi lainnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Satu jembatan itu (anggarannya) Rp2 miliar, kalau ada empat itu sudah Rp8 miliar, belum lagi misalkan jembatan gantung, katakanlah jembatan gantung Rp500 (juta)," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman di Garut, Senin.
Ia menuturkan hujan deras yang mengguyur wilayah Garut telah menyebabkan aliran sungai meluap hingga terjadi banjir, Jumat (15/7), akibatnya pemukiman rumah warga terendam dan jembatan rusak.
Sebanyak 43 jembatan, kata Helmi, dilaporkan kondisinya rusak, serta ada juga terbawa hanyut arus banjir, akibatnya aktivitas warga terganggu dan membutuhkan perbaikan dengan membuat jembatan sementara.
Baca juga: Pemkab siapkan lahan untuk relokasi warga korban banjir di Garut
Ia menyebutkan jembatan rusak tidak hanya di wilayah perkotaan, tapi ada juga di daerah pelosok selatan Garut yakni Kecamatan Banjarwangi ada 17 jembatan sebanyak tujuh jembatan terputus, dan sisanya rusak dan terancam putus.
"Ini perlu ada segera perbaikan-perbaikan, kalau tidak ini dikhawatirkan yang 10 sisanya itu juga bisa runtuh," katanya.
Ia menyampaikan kerusakan fasilitas umum seperti jembatan maupun jalan dan lain-lainnya sudah dilaporkan ke Gubernur Jawa Barat, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang siap memberikan perhatian untuk membantu perbaikan.
Pemkab Garut, kata dia, sudah melakukan upaya menanggulangi daerah terdampak banjir selama ditetapkannya darurat bencana selama 14 hari dengan memberikan bantuan, membersihkan lingkungan, dan mendata kerugian materi.
Ia mengungkapkan, berdasarkan hasil laporan sementara dari petugas di lapangan, tingkat kerugian dampak banjir bandang diperkirakan lebih dari Rp17 miliar.
Baca juga: Gubernur Jawa Barat komitmen terus tanam pohon cegah banjir
Petugas di lapangan, tambah dia, masih menghitung nilai kerugian, karena ada juga kerusakan lain dampak bencana seperti jalan, lahan milik warga, termasuk hewan ternak yang terseret arus banjir.
"Seperti ada yang terkena banjir dan diperkirakan akan puso, tambah lagi ikan yang hilang, kemudian ternak, ini memang cukup besar (kerugiannya)," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Iwan Ridwan mengatakan daerahnya terdapat satu jembatan yang rusak akibat diterjang banjir bandang.
Jembatan itu, kata dia, bisa digunakan masyarakat Kecamatan Karangpawitan untuk pergi ke sekolah maupun berbagai aktivitas lainnya yang lebih dekat ke jalan raya Banyuresmi dibandingkan jalan raya lainnya.
"Karena sekarang kondisinya rusak, maka sementara warga yang mau menyeberang pakai perahu bantuan dari Polri, TNI, BPBD, dan dari instansi lainnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022