ANTARAJAWABARAT.com,4/9- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jabar, Selasa, mencatat ada 11 wilayah rawan kebakaran hutan di wilayah tersebut.
Kepala BPBD Cianjur, Asep Suhara, mengatakan, kemarau panjang yang melanda sebagian besar wilayah Cianjur, membuat kawasan hutan kekeringan dan rawan kebakaran.
"Mayoritas 11 titik itu, berada di wilayah Cianjur selatan, dimana sisa tebangan kayu di hutan tersebut, banyak ditumbuhi ilalang yang mulai mengering," katanya.
Selain itu tambah dia, kawasan hutan tersebut, berdekatan dengan lahan pertanian milik warga sekitar yang kerap membuka lahan dengan pola pembakaran, sehingga potensi kebakaran hutan sangat besar.
Asep menyebutkan, daerah rawan kebakaran hutan diantaranya di kawasan Cidaun, Jayanti, Campaka, Agrabinta, Sukanagara, Cijati dan Pagelaran.
"Sedangkan beberapa wilayah lainnya berada di wilayah utara, seperti Ciranjang dan Cikalong. Minggu ini, kami baru memadamakan kebakaran lahan di wilayah tebing Cisokan, Ciaranjang," ucapnya.
Dia menuturkan, dari kebakaran hutan tersebut, satu hektar lahan terbakar. Sedangkan untuk memadamkan api, pihaknya mengerahkan 10 tangki air, dibantu PAM Swakarsa masayarakat sekitar hutan.
Sementara itu, Kepala Badan Konserfasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Cianjur, Isis Iskandar, mengatakan, kawasan hutan di Cianjur, saat ini, kondisinya memprihatinkan akibat kemarau panjang.
Sejak satu pekan terakhir, jelas dia, 5 hektar hutan di kawasan konserfasi Bojong Lawang, Jayanti, Cianjur, terbakar yang diduga akibat unsure kesengajaan.
"BPBD dan BKSDA melihat adanya motif kesengajaan dalam berbagai peristiwa kebakaran hutan di Cianjur. Namun kami tidak dapat menjelaskan unsur kesengajaan itu, dilakukan siapa karena masih kami dalami," katanya.
Namun pihaknya mengaku terbantu dengan adanya Pam Swakarsa yang ada di sekitar hutan. Pasalnya ungkap dia, tanpa mereka kebakaran hutan akan semakin luas, sedangkan personil dan fasilitas yang dimiliki pihaknya terbatas.***2***
Fikri
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012
Kepala BPBD Cianjur, Asep Suhara, mengatakan, kemarau panjang yang melanda sebagian besar wilayah Cianjur, membuat kawasan hutan kekeringan dan rawan kebakaran.
"Mayoritas 11 titik itu, berada di wilayah Cianjur selatan, dimana sisa tebangan kayu di hutan tersebut, banyak ditumbuhi ilalang yang mulai mengering," katanya.
Selain itu tambah dia, kawasan hutan tersebut, berdekatan dengan lahan pertanian milik warga sekitar yang kerap membuka lahan dengan pola pembakaran, sehingga potensi kebakaran hutan sangat besar.
Asep menyebutkan, daerah rawan kebakaran hutan diantaranya di kawasan Cidaun, Jayanti, Campaka, Agrabinta, Sukanagara, Cijati dan Pagelaran.
"Sedangkan beberapa wilayah lainnya berada di wilayah utara, seperti Ciranjang dan Cikalong. Minggu ini, kami baru memadamakan kebakaran lahan di wilayah tebing Cisokan, Ciaranjang," ucapnya.
Dia menuturkan, dari kebakaran hutan tersebut, satu hektar lahan terbakar. Sedangkan untuk memadamkan api, pihaknya mengerahkan 10 tangki air, dibantu PAM Swakarsa masayarakat sekitar hutan.
Sementara itu, Kepala Badan Konserfasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Cianjur, Isis Iskandar, mengatakan, kawasan hutan di Cianjur, saat ini, kondisinya memprihatinkan akibat kemarau panjang.
Sejak satu pekan terakhir, jelas dia, 5 hektar hutan di kawasan konserfasi Bojong Lawang, Jayanti, Cianjur, terbakar yang diduga akibat unsure kesengajaan.
"BPBD dan BKSDA melihat adanya motif kesengajaan dalam berbagai peristiwa kebakaran hutan di Cianjur. Namun kami tidak dapat menjelaskan unsur kesengajaan itu, dilakukan siapa karena masih kami dalami," katanya.
Namun pihaknya mengaku terbantu dengan adanya Pam Swakarsa yang ada di sekitar hutan. Pasalnya ungkap dia, tanpa mereka kebakaran hutan akan semakin luas, sedangkan personil dan fasilitas yang dimiliki pihaknya terbatas.***2***
Fikri
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012