Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf dan Presiden Timor Leste José Ramos Horta membahas rencana kerja sama dalam membangun kegiatan-kegiatan keagamaan dan kemanusiaan di Timor Leste.

"Beliau menyambut baik (rencana kerja sama) dan ada satu lembaga khusus yang sudah beliau siapkan untuk kerja sama dalam kegiatan serta agenda-agenda keagamaan dan kemanusiaan di Timor Leste. Itulah maksud kerja sama nanti," kata Gus Yahya, sapaan akrab KH Yahya Cholil Staquf, saat memberikan keterangan pers terkait kunjungan persahabatan Presiden Horta ke Gedung PBNU Jakarta, Rabu.

Di samping itu, lanjut dia, Horta juga secara khusus mengundang PBNU mengunjungi Timor Leste dan menemuinya di sana untuk berdiskusi lebih dalam mengenai rencana kerja sama di bidang keagamaan dan kemanusiaan.

Terkait waktu pertemuan selanjutnya di Timor Leste itu, Gus Yahya mengatakan hal tersebut akan ditentukan oleh Presiden Ramos Horta.

"Beliau sendiri yang akan menentukan jadwalnya. Kami, insyaallah akan memenuhi undangannya," ucap dia.

Pada kesempatan yang sama, Horta mengaku merasa akrab dengan Nahdlatul Ulama (NU).

"Saya sangat familier dengan NU sejak bertahun-tahun yang lalu," kata dia.
Rasa keakraban itu, lanjut Horta, muncul karena Horta merupakan salah satu teman dekat mantan Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur.

Hal senada disampaikan pula oleh Ketua PBNU Alissa Qotrunnada Wahid. Alissa membenarkan kedekatan antara Presiden Ramos Horta dan Gus Dur. Bahkan, tambah dia, masyarakat Timor Leste pun telah mengenal baik Gus Dur sebelum dia menjadi Presiden Ke-4 RI.

"Masyarakat Timor Leste itu mereka mengenal Gus Dur sebelum beliau menjadi presiden. Gus Dur sudah bersuara terkait dengan kesejahteraan masyarakat Timor Leste," ucap Alissa.

Presiden Ramos Horta beserta rombongan tiba di Gedung PBNU sekitar pukul 09.05 WIB. Dalam kunjungannya yang merupakan kunjungan persahabatan antara Timor Leste dan PBNU itu, Horta disambut langsung oleh Gus Yahya dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Saifullah Yusuf.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), saat menerima kunjungan Presiden Timor Leste José Ramos Horta, mengundang perwakilan tokoh agama dari Timor Leste untuk menghadiri pertemuan Religion of Twenty (R20) di Bali pada November mendatang.

"Kami minta beliau mengirim perwakilan tokoh agama di Timor Leste dan ada Uskup Timor Leste yang sebentar lagi diangkat jadi kardinal oleh Paus. Insyaallah beliau yang akan mewakili," kata Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf saat memberikan keterangan pers di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu, usai menerima kunjungan Presiden Ramos Horta.


Diundang ke R20

Adapun pertemuan R20 itu, lanjut Gus Yahya, sapaan akrab K.H. Yahya Cholil Staquf, direncanakan digelar pada tanggal 2 dan 3 November 2022 di Bali.
Presiden Ramos Horta beserta rombongan tiba di Gedung PBNU sekitar pukul 09.05 WIB. Dalam kunjungannya yang merupakan kunjungan persahabatan antara Timor Leste dan PBNU itu, Horta disambut langsung oleh Gus Yahya dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Saifullah Yusuf.

Selanjutnya, mereka melakukan pertemuan tertutup yang dihadiri pula oleh Ketua PBNU Amin Said Husni, Alissa Qotrunnada Wahid, Ketua Badan Khusus Pengembangan Jaringan Internasional Jodi Mahardi, dan sejumlah pihak dari Timor Leste.

Pihak Timor Leste yang ikut hadir, di antaranya Menteri Luar Negeri Timor Leste Dionisio Babo, Menteri Transportasi dan Komunikasi Timor Leste Jose Agustinho Da Silva, Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Timor Leste Okto Dorinus Manik, Duta Besar Timor Leste untuk Indonesia Filomeno Aleixo da Cruz, beserta beberapa anggota parlemen dari Timor Leste.

Terkait dengan R20, forum ini akan dihadiri oleh para pemimpin agama di dunia dan dikaitkan dengan forum G20 yang dipimpin oleh Indonesia pada November mendatang.

Sebelumnya dalam konferensi pers "Kick Off Peringatan 1 Abad NU", di Jakarta, Senin (20/6), Gus Yahya menyampaikan, berdasarkan persetujuan pemerintah, R20 menjadi kegiatan tambahan dalam G20.

"Sudah ada persetujuan dari pemerintah bahwa R20 yang akan kami selenggarakan akan menjadi salah satu side event atau kegiatan tambahan dalam forum G20 pada bulan November mendatang," ucap Gus Yahya.

Sebagai salah satu kegiatan dalam rangkaian peringatan Satu Abad NU, penyelenggaraan R20 bertujuan membangun diskusi antartokoh agama dunia agar agama menjadi solusi dari beragam masalah.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PBNU dan Timor Leste bahas kerja sama bangun kegiatan keagamaan

Pewarta: Tri Meilani Ameliya

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022