Satuan Tugas Penanganan COVID-19 melaporkan jumlah penduduk Indonesia yang telah menerima dosis ketiga atau penguat mencapai 53.056.762 jiwa hingga Ahad, 17 Juli 2022.

Siaran pers Satgas COVID-19 yang diterima di Jakarta, Ahad, menunjukkan jumlah penduduk yang telah mendapat suntikan tiga dosis vaksin COVID-19 tersebut bertambah 309.568 orang.

Dengan demikian, maka laju suntikan dosis penguat vaksin COVID-19 sudah diberikan pada 25,47 persen dari total warga yang menjadi sasaran vaksinasi COVID-19, yakni 208.265.720 orang.

Sementara itu, penduduk yang mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19 bertambah 51.165 menjadi 169.565.409 orang atau setara 81,41 persen dari total sasaran.

Sedangkan penerima dosis pertama bertambah 37.530 sehingga mencapai 201.944.864 orang atau setara 96,96 persen dari total sasaran.

Pada Minggu, Satgas mencatat ada tambahan 3.540 kasus COVID-19 di Indonesia, 2.574 pasien sembuh serta 10 pasien meninggal akibat COVID-19.
Secara nasional, jumlah kasus aktif naik sebanyak 956 kasus menjadi 27.550 orang.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengatakan peningkatan kasus aktif COVID-19 hingga dua kali lipat telah sesuai dengan prediksi awal pemerintah.

"Sejak awal sudah kami beritahu, kalau di pekan kedua sampai keempat Juli 2022, kemungkinan terjadi lonjakan kasus yang diprediksi sekitar 20 ribuan per hari saat puncaknya nanti," kata Mohammad Syahril.

Prediksi tersebut dilatarbelakangi hasil pengamatan Kemenkes terhadap laju kasus Omicron di sejumlah negara lain yang rata-rata meningkat 30 persen pada Januari-Februari 2022.

Syahril mengatakan sebanyak 81 persen kasus COVID-19 di Indonesia adalah subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, sehingga memiliki karakteristik yang sama dengan varian pendahulu Omicron.

Pihaknya mengajak masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan serta menyegerakan mengakses layanan vaksinasi dosis penguat atau booster. "Kita harap kasusnya tidak terus naik. Kita perlu kendalikan," katanya.
Sementara itu Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menyatakan antusiasme warga di daerah itu untuk mengikuti vaksinasi dosis penguat atau booster semakin rendah, meski menjadi persyaratan beraktivitas di luar rumah.

"Masyarakat yang ingin suntik vaksin booster sudah berkurang semenjak semua harga bahan-bahan pokok naik melonjak," kata Wakil Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bekasi Masrikoh di Cikarang, Jumat.

Ia mengatakan, saat ini masyarakat yang belum disuntik vaksinas dosis ketiga ini tidak cukup hanya diberi motivasi, namun perlu daya tarik agar mau melaksanakan vaksinasi dosis penguat. 

"Untuk booster harus ada penarik seperti pembagian sembako atau minyak goreng untuk kebutuhan sehari-hari. Jadi agak sulit kita untuk bisa bergerak cepat sementara anggaran penariknya tidak ada, paling tidak dari CSR perusahaan yang peduli dan mau berbagi," ucapnya.

Masrikoh mengaku vaksinasi dosis penguat di Kabupaten Bekasi hingga Kamis (14/7) kemarin baru menjangkau sebanyak 828.570 orang atau setara 39,06 persen dari total sasaran vaksinasi di daerah itu yakni sebanyak 2.728.276 jiwa.

Selanjutnya untuk vaksinasi dosis kedua telah disuntikkan kepada 1.925.040 orang atau setara 70,56 persen dan dosis pertama sebanyak 2.206.934 jiwa atau 80,89 persen dari total sasaran vaksinasi.

 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sebanyak 53 juta warga Indonesia sudah divaksinasi booster

Pewarta: Anita Permata Dewi

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022