Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat angka produksi minyak mentah nasional sebanyak 616,6 ribu barel per hari (BOPD) sepanjang semester pertama tahun ini.

"Sampai Juni 2022, produksi minyak mencapai 616,6 ribu barel per hari atau 88 persen dari target APBN," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Selama enam bulan terakhir, SKK Migas juga mencatat realisasi angka lifting minyak sebesar 614,5 ribu BOPD capai 87 persen dari target APBN dan salur gas sebanyak 5.326 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) capai 92 persen dari target APBN, sehingga secara total lifting migas adalah sebanyak 1,57 juta barel minyak ekuivalen per hari (BOEPD).

Dalam target APBN 2022, target lifting minyak adalah sebanyak 703 ribu BOPD dan target salur gas 5.800 MMSCFD dengan total keseluruhan lifting migas mencapai 1,739juta BOEPD.

Dwi menjelaskan ada dua penyebab realisasi produksi dan lifting terbilang rendah, yakni adanya unplanned shutdown dan mundurnya penyelesaian proyek strategis nasional hulu migas berupa Jambaran Tiung Biru dan Tangguh Train III.

Ketika SKK Migas menyusun target APBN 2022, tahun lalu, asumsi proyek Jambaran Tiung Biru di Jawa Timur onstream tahun 2021. Namun, proyek itu justru mundur akibat terkendala operasional dan ditargetkan onstream pada akhir Juli atau awal Agustus tahun ini.
Hal yang sama juga terjadi pada proyek Tangguh Train III di Papua Barat yang juga ditargetkan onstream pada akhir tahun lalu, tetapi karena pandemi dan kendala operasional proyek terkait jadwal percepatan pembangunan floating storage regasification unit (FSRU) membuat proyek strategis nasional itu ditargetkan onstream pada kuartal pertama 2023.

Dwi mengungkapkan pergeseran proyek-proyek besar inilah yang membuat realisasi produksi dan lifting terbilang rendah dari target yang ditetapkan dalam APBN.

Meski demikian, program pengeboran sumur pengembangan yang masif dilakukan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) telah mampu menunjukkan hasil positif dengan mampu menahan laju penurunan produksi dan saat ini pada fase produksi yang meningkat.

"Kami terus berupaya dapat menyelesaikan proyek hulu migas nasional, termasuk proyek strategis nasional sektor hulu migas," pungkas Dwi.

Sebelumnya Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat hingga Juni 2022 realisasi sumur pengembangan yang telah dibor mencapai 348 sumur atau sekitar 44 persen dari target sebanyak 790 sumur.

Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara di Jakarta, Kamis, mengatakan hasil tersebut melampaui jumlah sumur pengembangan yang dibor pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 186 sumur.
"Jumlah sumur pengembangan yang telah dibor tahun ini jumlahnya hampir dua kali lipat dari jumlah sumur tahun lalu. Masifnya kegiatan pengeboran sumur pengembangan menjadi fokus utama SKK Migas karena akan berkontribusi langsung terhadap peningkatan produksi migas nasional," ujarnya.

Benny menyampaikan realisasi pengeboran sumur pengembangan tersebut masih sejalan dengan rencana SKK Migas pada tahun 2022, meskipun masih ada beberapa kendala dalam perizinan dan ketersediaan rig yang menyebabkan beberapa keterlambatan kegiatan pengeboran.

Menurutnya, koordinasi dan kerja sama yang baik dengan pemangku kepentingan mampu meminimalkan keterlambatan realisasi pengeboran.

"Kami berharap ke depan para pemangku kepentingan dapat terus memberikan dukungannya untuk kegiatan hulu migas,” kata Benny.

Pada April 2022, sebanyak empat sumur pengembangan baru yang mulai dibor di Blok Rokan, Riau, berhasil memberikan laju alir awal produksi untuk masing-masing sumur melebihi 1.000 barel minyak per hari (BOPD).

“Keempat sumur itu berasal dari Lapangan Petani di Blok Rokan, ada 22 sumur pengembangan yang akan dibor sepanjang tahun 2022. Status saat ini sudah ada 11 sumur yang onstream dengan total laju alir awal produksi sebesar 6.760 BOPD, hasil ini jauh melampaui target perkiraan produksi 2.192 BOPD,” kata Benny.
Mengacu pada hasil tersebut, Benny mengatakan pihaknya optimis akan dapat memperoleh tambahan produksi minyak yang cukup signifikan melalui masifnya pengeboran sumur pengembangan yang dilakukan di Blok Rokan.

SKK Migas melihat potensi di Blok Rokan masih cukup besar dan penting untuk mendukung capaian produksi nasional tahun ini, contohnya empat sumur tersebut masing-masing dapat berproduksi lebih dari 1.000 BOPD.

"Kami bersama Pertamina Hulu Rokan berupaya agar realisasi pengeboran sumur pengembangan di Blok Rokan dapat mencapai target tahun 2022,” ucap Benny.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Produksi minyak nasional capai 616,6 ribu barel hingga Juni 2022

Pewarta: Sugiharto Purnama

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022