Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut menggelar rapat teknis penyusunan kajian risiko bencana (KRB) untuk mencegah kerugian materi dan jiwa karena Garut memiliki potensi tinggi terjadi bencana alam.
"Di mana kajian ini diharapkan menjadi bahan pedoman langkah Kabupaten Garut apabila ada hal-hal yang tidak diharapkan dalam bencana sudah bisa bergerak sesuai arahan kajian itu," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Satria Budi usai rapat teknis penyusunan KRB di Garut, Rabu.
Baca juga: Seratus warga Garut penderita katarak dioperasi gratis
Ia menuturkan BPBD Garut melakukan rapat tersebut sebagai persiapan diri dalam menghadapi berbagai ancaman yang kemungkinan terjadi bencana alam, dari kajian itu akan menjadi pedoman untuk melakukan langkah tepat sesuai dengan arahan dan kajian.
Menurut dia, penyusunan kajian risiko bencana harus dilakukan karena kondisi Kabupaten Garut merupakan daerah yang memiliki potensi bencana alam yang tinggi, seperti longsor, banjir, gunung meletus, angin puting beliung, dan tsunami.
Potensi bencana alam itu, kata dia, tentunya harus menjadi perhatian khusus sehingga pemerintah daerah dalam melakukan tindakannya bisa meminimalisasi atau mencegah risiko dampak dari bencana tersebut.
"Kalau risiko bencana di Garut multihazard. Iya multihazard dalam artian segala bentuk bencana ada mulai dari banjir, longsor, angin puting beliung, gunung berapi, tsunami," katanya.
Ia menambahkan kajian tersebut juga membahas tentang regulasi yang akan menjadi pedoman petugas penanggulangan bencana ketika di lapangan dalam melakukan koordinasi, dan juga memperkuat kapasitas masyarakat.
Adanya penguatan koordinasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bencana alam, kata dia, diharapkan bisa terhindar dari tingginya risiko kerugian materi, maupun korban jiwa.
"Ketika ada bencana, minimal 'zero' yang meninggal, atau minimal ketika ada langkah-langkah antisipasi bencana," katanya.
Baca juga: Perbaikan jalan selatan di Kabupaten Cianjur ditargetkan tuntas Agustus 2022
Konsultan Penyusunan Kegiatan KRB, Budi Satriawan menyampaikan sudah mendapatkan laporan awal dan pendapat dari peserta yang hadir sehingga nanti ditemukan beberapa aspirasi serta harapan peserta yang datang dari setiap kecamatan dengan berbagai tingkat potensi bencana.
Ia menyampaikan, keseluruhan dokumen laporan dari peserta akan memberikan suatu kemampuan pemerintah daerah dibantu pemangku kebijakan lainnya, juga masyarakat untuk mewaspadai dan mengetahui apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana alam.
"Pada prinsipnya sifatnya itu adalah saran dan rekomendasi, nanti kita keluarkan via dokumen yang kita buat di KRB ini," katanya.
Baca juga: Rumah Sakit Mata Cicendo siap buka layanan di Garut
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Di mana kajian ini diharapkan menjadi bahan pedoman langkah Kabupaten Garut apabila ada hal-hal yang tidak diharapkan dalam bencana sudah bisa bergerak sesuai arahan kajian itu," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Satria Budi usai rapat teknis penyusunan KRB di Garut, Rabu.
Baca juga: Seratus warga Garut penderita katarak dioperasi gratis
Ia menuturkan BPBD Garut melakukan rapat tersebut sebagai persiapan diri dalam menghadapi berbagai ancaman yang kemungkinan terjadi bencana alam, dari kajian itu akan menjadi pedoman untuk melakukan langkah tepat sesuai dengan arahan dan kajian.
Menurut dia, penyusunan kajian risiko bencana harus dilakukan karena kondisi Kabupaten Garut merupakan daerah yang memiliki potensi bencana alam yang tinggi, seperti longsor, banjir, gunung meletus, angin puting beliung, dan tsunami.
Potensi bencana alam itu, kata dia, tentunya harus menjadi perhatian khusus sehingga pemerintah daerah dalam melakukan tindakannya bisa meminimalisasi atau mencegah risiko dampak dari bencana tersebut.
"Kalau risiko bencana di Garut multihazard. Iya multihazard dalam artian segala bentuk bencana ada mulai dari banjir, longsor, angin puting beliung, gunung berapi, tsunami," katanya.
Ia menambahkan kajian tersebut juga membahas tentang regulasi yang akan menjadi pedoman petugas penanggulangan bencana ketika di lapangan dalam melakukan koordinasi, dan juga memperkuat kapasitas masyarakat.
Adanya penguatan koordinasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bencana alam, kata dia, diharapkan bisa terhindar dari tingginya risiko kerugian materi, maupun korban jiwa.
"Ketika ada bencana, minimal 'zero' yang meninggal, atau minimal ketika ada langkah-langkah antisipasi bencana," katanya.
Baca juga: Perbaikan jalan selatan di Kabupaten Cianjur ditargetkan tuntas Agustus 2022
Konsultan Penyusunan Kegiatan KRB, Budi Satriawan menyampaikan sudah mendapatkan laporan awal dan pendapat dari peserta yang hadir sehingga nanti ditemukan beberapa aspirasi serta harapan peserta yang datang dari setiap kecamatan dengan berbagai tingkat potensi bencana.
Ia menyampaikan, keseluruhan dokumen laporan dari peserta akan memberikan suatu kemampuan pemerintah daerah dibantu pemangku kebijakan lainnya, juga masyarakat untuk mewaspadai dan mengetahui apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana alam.
"Pada prinsipnya sifatnya itu adalah saran dan rekomendasi, nanti kita keluarkan via dokumen yang kita buat di KRB ini," katanya.
Baca juga: Rumah Sakit Mata Cicendo siap buka layanan di Garut
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022