Sekretaris Komisi II DPRD Jawa Barat R Yunandar Rukhiadi Eka Perwira mengapresiasi pelaksanaan Vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk hewan sehat berkuku belah seperti sapi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
 
Namun, politisi dari Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Barat ini meminta agar pelaksanaan Vaksinasi PMK jangan sampai memberatkan peternak kecil.
 
"Kalau tidak kasus PMK itu sudah menyebar ke sejumlah wilayah di Jabar. Jadi kalau nanti vaksinasi untuk yang sehat. Maka yang harus dipikirkan ialah bagaimana caranya jangan sampai memberatkan peternakan kecil," kata Yunandar R Eka Perwira di Bandung, Jumat.
 
Dia menilai ada titik lengah dari pihak terkait sehingga kasus PMK ini muncul kembali setelah pada tahun 1990-an penyakit ini dinyatakan hilang dari Indonesia.
 
"Jadi itu puluhan tahun sudah dinyatakan tidak ada atau sudah hilang. Tapi mungkin dari awal itu ada semacam ketidak hati-hatian. Mungkin memang harus lebih diketatkan lagi aturan terkait karantina hewan," kata dia.
 
Tim Pemeriksa
 
Pemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan, hewan kurban yang disembelih berada dalam keadaan sehat dan sesuai dengan syariat Islam. 
 
Untuk mendukung hal itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melepas secara langsung Tim Pemeriksa Kesehatan Hewan Kurban sebanyak 1.784 orang secara simbolis di halaman depan Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (23/6).
 
"Pemeriksaan akan mulai dilaksanakan dari H-14 Hari Raya Iduladha 1443 Hijriah. Tim Pemeriksa Kesehatan (hewan kurban) ini terdiri dari Pemda Provinsi Jawa Barat, kota/ kabupaten, Ikatan Dokter Hewan Jabar, dan Asosiasi Obat Hewan Indonesia," kata Ridwan Kamil. 
 
Selain itu, tim juga terdiri dari balai veteriner dan balai inseminasi buatan, yang semuanya bekerja sama dalam satu tim untuk memastikan kurang lebih 800.000 hewan kurban yang tahun ini ditargetkan akan dipotong. Diharapkan kegiatan berjalan lancar sesuai dengan harapan. 
 
"Iduladha sudah kita antisipasi dengan semaksimal mungkin, salah satunya hari ini kita mulai melepas Tim Pemeriksa Kesehatan Hewan Kurban ke seluruh Jabar untuk memastikan, pada saat pelaksanaan (hari H) tidak ada hewan-hewan sakit atau tidak layak yang dipotong sebagai hewan kurban," kata Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil. 
 
"Kami pastikan hewan kurban yang nanti dipotong adalah hewan kurban yang sehat dan sesuai dengan syariah," ujarnya. 
 
Kang Emil memerintahkan pula Tim Pemeriksa Kesehatan Hewan Kurban untuk memantau langsung penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Berdasarkan data Pemda Provinsi Jabar, 40 persen hewan yang terdampak PMK sudah berangsur sembuh. 
 
"Sambil itu berjalan,  penanggulangan PMK terus dilakukan. Setiap hari kami memvaksin hewan-hewan yang sehat, dan mengobati hewan-hewan yang sakit (PMK) itu 40 persen lebih sudah sembuh," kata Kang Emil. 
 
"Tingkat kesembuhan naik, dan partisipasi dari masyarakat juga sangat baik. Budaya menggunakan obat-obatan tradisional juga dilakukan, sehingga diharapkan dalam waktu dekat penyakit ini bisa diselesaikan," katanya. 
 
Kang Emil mengatakan pula, Pemda Provinsi Jabar dalam waktu dekat akan memvaksin hewan-hewan yang sehat di 27 kabupaten/kota. 
 
"Ada 120.000 vaksin yang akan kita suntikkan ke hewan-hewan sehat di seluruh Jawa Barat," lanjutnya. 
 
Adapun pelaksanaan pemeriksaan hewan kurban pada tahun 2021/1442 Hijriah meningkat sekitar 18,7 persen dari tahun 2020, yakni dengan jumlah pemotongan hewan kurban sebanyak 301.774 ekor terdiri dari sapi 106.191 ekor, kerbau 448 ekor, domba 153.934 ekor, dan kambing sebanyak 41.201 ekor. 
 
 
 

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022