ANTARAJAWABARAT.com,3/8 - Produski garam di daerah Pantura Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada musim kemarau ini meningkat, kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Indramayu, Warjo, kepada wartawan di Cirebon, Jumat.
"Setiap musim kemarau produksi garam di daerah ini mencapai 15 ribu ton dari lahan sekitar 1576 hektare," kata Warjo.
Menurut Warjo, Kabupaten Indramayu merupakan pemasok garam di daerah Jawa Barat setelah Kabupaten Cirebon, namun masih butuh perhatian terhadap ratusan petani garam di Pantura untuk meningkatkan kualitas dan produksi garam mereka, sehingga mampu bersaing dengan produsen lain.
Ia menjelaskan, memasuki musim hujan harga garam di daerah Pantura Kabupaten Indramayu meningkat tajam, akibat produksi petani rendah namun mereka tidak menik'mati hasilnya karena ditampung oleh tengkulah, harapannya pemerintah berperan membantu pendistribusian.
Menurut Kusnianto, salah petani garam di Pantura, produksi garam meningkat memasuki musim kemarau, sedangkan pada musim hujan para petani garama berhenti produksi karena prosesnya masih tradisional yakni mengandalkan panas matahari.
"Produksi garam meningkat biasanya harga rendah, karena melimpah sebaliknya musim penghujan harganya tinggi namun petani tidak menikmati harga mahal tersebut karena sudah ditampung oleh tengkulak," katanya.
Sementara itu, menurut Yanto, petani garam di Cirebon lainnya, musim kemarau produksi garam bisa diandalkan namun keluhannya harganya rendah, memasuki bulan Oktober harga garam hasil olahan petani di Kapetakan Cirebon Utara Kabupaten Cirebon dijual kurang dari Rp500 perkilogram.***2***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012
"Setiap musim kemarau produksi garam di daerah ini mencapai 15 ribu ton dari lahan sekitar 1576 hektare," kata Warjo.
Menurut Warjo, Kabupaten Indramayu merupakan pemasok garam di daerah Jawa Barat setelah Kabupaten Cirebon, namun masih butuh perhatian terhadap ratusan petani garam di Pantura untuk meningkatkan kualitas dan produksi garam mereka, sehingga mampu bersaing dengan produsen lain.
Ia menjelaskan, memasuki musim hujan harga garam di daerah Pantura Kabupaten Indramayu meningkat tajam, akibat produksi petani rendah namun mereka tidak menik'mati hasilnya karena ditampung oleh tengkulah, harapannya pemerintah berperan membantu pendistribusian.
Menurut Kusnianto, salah petani garam di Pantura, produksi garam meningkat memasuki musim kemarau, sedangkan pada musim hujan para petani garama berhenti produksi karena prosesnya masih tradisional yakni mengandalkan panas matahari.
"Produksi garam meningkat biasanya harga rendah, karena melimpah sebaliknya musim penghujan harganya tinggi namun petani tidak menikmati harga mahal tersebut karena sudah ditampung oleh tengkulak," katanya.
Sementara itu, menurut Yanto, petani garam di Cirebon lainnya, musim kemarau produksi garam bisa diandalkan namun keluhannya harganya rendah, memasuki bulan Oktober harga garam hasil olahan petani di Kapetakan Cirebon Utara Kabupaten Cirebon dijual kurang dari Rp500 perkilogram.***2***
Enjang S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012