Perusahaan peternakan pelat merah PT Berdikari mendatangkan 450 ekor sapi dari Sidrap, Sulawesi Selatan, untuk memenuhi kebutuhan daging saat perayaan Idul Adha di Jabodetabek dan Bandung Raya.
 
Direktur Utama Berdikari Harry Warganegara mengatakan sebanyak 450 ekor sapi itu telah tiba di Jakarta melalui Pelabuhan Tanjung Priok pada Minggu (19/6).
 
"Saat ini stok kami menjadi 1.494 ekor sapi yang tersedia di kandang Jatitujuh, Cikampek, dan Subang," ujarnya di Jakarta, Senin.
 
Harry menyampaikan bahwa kegiatan mobilisasi ratusan ekor sapi merupakan upaya pemerataan hewan ternak sehat yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan hewan kurban selama perayaan Idul Adha.
 
Selain mobilisasi sapi hidup dari Sulawesi Selatan, Berdikari juga telah merealisasikan seluruh kuota penugasan pemerintah sebanyak 20.000 metrik ton dengan mendatangkan daging sapi beku Brazil yang akan masuk secara bertahap pada bulan ini sampai September 2022. Impor daging beku itu sebagai pemenuhan kebutuhan konsumsi daging nasional.
 
"Kami memastikan daging sapi beku itu sehat dan bebas PMK berdasarkan hasil PCR yang telah dilakukan oleh Pusat Veteriner Farma, Ditjen PKH Kementerian Pertanian," kata Harry.
 
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa pemerintah akan mengintensifkan mobilisiasi sapi dari sentra produksi ke konsumen sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan daging berupa sapi hidup dan daging sapi beku.
 
"Mobilisasi itu dilakukan berkelanjutan dan pasokan sapi dari daerah yang aman dan bebas PMK. Kami juga mengurangi kedatangan sapi dari daerah yang terdampak PMK," tegas Arief.
 
Sebelumnya, ID FOOD melalui Berdikari telah melakukan upaya-upaya pencegahan virus PMK dengan membatasi kegiatan kunjungan dinas (instansi lain) ke kandang sapi dan domba, menerapkan prosedur biosecurity yang ketat di kawasan peternakan yang dikelola perseroan hingga pemantauan secara berkala terhadap ternak hidup.
 
Apabila memiliki gejala terindikasi PMK, maka perseroan segera melakukan prosedur isolasi, meningkatkan proses pengetatan terhadap biosecurity kandang dari mulai petugas perlengkapan termasuk pakan ternak.

Keping kuning

Sebelumnya Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil mengimbau warga yang hendak berkurban pada Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah membeli hewan kurban yang sudah dipastikan sehat, yang memiliki tanda keping kuning pada telinganya.

Usai Rapat Koordinasi Persiapan Menghadapi Idul Adha 1443 Hijriah di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat di Kota Bandung, Rabu, Gubernur menjelaskan bahwa hewan kurban dengan tanda keping kuning pada telinga sudah dipastikan sehat dan memenuhi syariat dijadikan hewan kurban.
"Kepada konsumen atau warga Jawa Barat yang akan membeli dan memotong hewan kurban. Pastikan yang dibeli itu sama, ada sertifikat sehat dan di kupingnya ada keping warna kuning," katanya.

Gubernur juga meminta para peternak dan pedagang hewan kurban memastikan hewan yang dijual sudah punya sertifikat sehat dan keping kuning penanda kesehatan dan kelayakan hewan kurban.

"Kepada penjual ternak juga harus memastikan bahwa hewan kurban yang dijualnya sehat. Itu bisa ke dinas peternakan masing-masing di kabupaten/kota untuk mendapatkan keping tanda sehat," kata dia.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Moh Arifin Soedjayana mengatakan bahwa keping kuning digunakan sebagai penanda hewan kurban sudah dipastikan sehat.

Selain keping kuning, ia melanjutkan, kalung juga digunakan sebagai penanda hewan kurban sudah dipastikan sehat di daerah tertentu.

Terlepas dari penanda yang digunakan, ia menjelaskan, hewan yang menurut hasil pemeriksaan dinyatakan sehat memiliki surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).
"Dan hal itu yang paling inti, karena kalau ciri atau penanda ada, tapi surat tidak ada itu bisa jadi masalah. Di luar SKKH, penciri tambahan itu supaya lebih menenangkan konsumen, tandanya bisa di kuping atau kalung," katanya.
 
Arifin mengatakan bahwa pemeriksaan kesehatan hewan kurban dilakukan di kabupaten/kota atau provinsi pengirim serta kabupaten/kota dan provinsi penerima.

"Jadi kabupaten/kota akan tetap melakukan monitoring, provinsi akan menurunkan dokter hewan (untuk melakukan pemeriksaan)," katanya.

Gubernur mengemukakan bahwa Jawa Barat diperkirakan membutuhkan sekitar 800 ribu hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah/2022 Masehi.

"Terdiri dari 96.500 ekor sapi, 2.500 ekor kerbau, 609 ribu domba, dan 95 ribu kambing. Jadi total ada sekitar 800 ribu hewan kurban yang akan dipotong di Jabar oleh orang-orang yang akan berkurban," katanya.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah memperketat pengawasan pengiriman ternak antar-daerah serta menyediakan layanan kesehatan hewan dan vaksinasi gratis guna mencegah penularan penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak, termasuk hewan yang akan disembelih sebagai kurban pada Hari Raya Idul Adha.

"Itu tidak menular ke manusia. Maka, warga Jabar tenang saja. Cek telinganya. Sisanya penularan bisa kita batasi dengan pemeriksaan di batas wilayah Jabar, gugus tugas, vaksinasi dan obat-obat," kata Gubernur.

 

Pewarta: Sugiharto Purnama

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022