ANTARAJAWABARAT.com, 25/7 - Sebanyak 12 pabrik tahu dan tempe di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, bangkrut akibat harga kedelai - sebagai bahan baku - tinggi, sehingga tak mampu berproduksi untuk melanjutkan usahanya.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, UMKM, dan Koperasi Kota Tasikmalaya, Hadian Wardiana, Rabu mengatakan berdasarkan data yang tercatat sebelumnya pabrik tempe dan tahu ada 60 buah.

Namun kenaikan harga bahan baku kedelai yang dinilai pengusaha tidak seimbang dengan biaya produksi, kata Hadian akhirnya para pengusaha tidak melanjutkan usahanya atau bangkrut.

Sekarang pabrik tahu dan tempe yang aktif, kata Hadian sebanyak 48 pabrik dengan membutuhkan bahan baku berkisar 18 hingga 20 kg per harinya.

"Sebelum kenaikan, dalam sehari satu pabrik membutuhkan sekitar 1 kuwintal kedelai, tapi karena ada kenaikan kedelai, produksi juga jadi kurang," katanya.

Pemerintah daerah, kata Hadian tidak mampu berbuat sesuatu atau menentukan kebijakan dalam menekan harga.

Menurut dia, penyelesaian masalah kenaikan harga kacang kedelai sepenuhnya kewenangan pemerintah pusat dalam menentukan harga atau pendistribusiannya.

"Kami pemerintah kota hanya berharap masalah kenaikan bisa secepatnya teratasi, dan berharap pengusaha yang bangkrut tidak terus bertambah," katanya.

Salah satu pemilik pabrik tahu dan tempe di Kota Tasikmalaya, Taufik Hidayat mengatakan kenaikan kacang kedelai mencapai Rp8.000 per kg, mempengaruhi biaya produksi menjadi tinggi.

Menurut dia, tidak sedikit pengusaha tempe dan tahu di Kota Tasikmalaya yang memilih tidak melanjutkan usahanya karena biaya membeli bahan baku mahal.

"Sekarang harga kedelai naik menjadi Rp8.000 per kilonya, kalau harga terus naik bisa jadi usaha seperti ini banyak yang bangkrut," kata Taufik yang berharap pemerintah segera mengatasi kenaikan harga kedelai.

feri

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012