Guru Besar Ilmu Politik dari Universitas Padjajaran (Unpad) Muradi menuturkan generasi milenial membutuhkan figur teladan dari elit di Tanah Air agar mereka bisa lebih memahami Pancasila.
 
"Figur elit di Tanah Air yang mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila sangat diperlukan. Selain diharapkan mampu membawa perubahan bagi kondisi negara, keberadaan para tokoh berpengaruh ini pun sangat penting untuk menularkan semangat dan ruh dasar negara tersebut kepada generasi penerus," kata Muradi di Bandung, Rabu.

Berbicara di diskusi Hari Lahir Pancasila yang diselenggarakan Pemprov Jawa Barat dan Yayasan Putera Nasional Indonesia, dia mengatakan saat ini semakin sedikit generasi muda yang mengenal dan memahami Pancasila sebagai dasar negara.
 
Alih-alih mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, kata dia, untuk memahaminya pun belum tentu.
 
"Generasi milenial ini sangat kurang memahami Pancasila. Harusnya minimal paham. Kalau tahu dan paham, mereka akan mengimplementasikan," katanya.
 
Kondisi itu terbukti dari karakteristik generasi muda saat ini yang cenderung individualis serta memiliki ego pribadi yang tinggi.
 
"Anak-anak sekarang mudah merundung teman atau orang lain. Harusnya mereka diajari bagaimana bersikap hormat terhadap orang lain," kata dia.
 
Hal itu tidak terlepas dari kurangnya sentuhan terhadap generasi muda akan nilai-nilai Pancasila.
 
Oleh karena itu, menurutnya, diperlukan cara atau metodologi yang baru dalam menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila kepada anak muda.
 
"Enggak bisa lagi pada sebatas (pelajaran di) sekolah. Memang bisa mendorong, tapi dipaksa belajar, dipaksa membaca. Jadi perlu cara yang sifatnya implementatif, artinya menghayati," kata dia.
 
Salah satunya dengan adanya figur teladan terutama dari kalangan elit yang relatif akan mendapat perhatian tinggi dari masyarakat khususnya generasi muda.
 
Dia menilai, negara perlu mengintervensi agar kaum muda memiliki contoh model sehingga bisa memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.
 
"Negara merangkul, datang, memberikan contoh. Lalu orang tua, kita ini harus jadi contoh model. Hari ini siapa? Sekarang semua ditelanjangi. Kita butuh contoh model," katanya.
 
Nantinya, dia berharap para figur teladan ini bisa menyampaikan gagasan atau pikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila yang bertujuan membawa perubahan bagi kehidupan negara.
 
Sementara itu, Ketua Forum Kesadaran Dini Masyarakat (FKDM) Yayat Hidayat, mengatakan, terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan belum optimalnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.
 
Beberapa diantaranya seperti masih adanya intoleransi di masyarakat dan perbuatan yang menyangkut SARA.
 
Salah satu solusinya, menurut Yayat diperlukan moderasi dalam beragama. "Kita harus mulai mengintensifkan tentang kampanye moderasi beragama," katanya.
  
Sehingga akan semakin banyak masyarakat yang melakukan moderasi dalam beragama. "Dengan demikian akan jauh dari ekstrim kiri maupun ekstrim kanan," katanya.*

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022