Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat memperketat pendistribusian sapi yang datang dari luar kota menjelang Idul Adha agar tidak ada hewan kurban yang terjangkit penyakit mulut dan kaki (PMK).
"Kita menyelesaikan masalah ini dengan me-lockdown, tidak boleh ada lagi sapi-sapi yang sakit," kata Bupati Garut Rudy Gunawan kepada wartawan di Garut, Senin (23/5).
Baca juga: Ombudsman Jabar turun ke Garut dorong peningkatan kualitas layanan publik
Ia menuturkan pemerintah daerah sudah melakukan upaya untuk mencegah dan mengatasi wabah PMK agar tidak terus meluas ke ternak lainnya, begitu juga memeriksa secara ketat setiap sapi yang datang dari luar daerah.
Langkah itu, lanjut dia, dilakukan karena menjelang sebulan bahkan dua bulan sebelum Idul Adha sudah banyak berdatangan sapi dari luar daerah seperti dari Jawa Tengah maupun Jawa Timur masuk ke Garut, sehingga pemeriksaan diperketat.
"Biasanya Idul Adha itu 30 hari atau 60 hari sebelumnya, sapi itu sudah dikirim dari Jawa ke sini, oleh kita mau diadakan check point di Malangbong (perbatasan Garut dengan Kabupaten Tasikmalaya dan Sumedang)," katanya.
Ia menyampaikan upaya pemeriksaan secara ketat itu untuk memastikan hewan kurban dalam kondisi sehat sehingga masyarakat merasa aman dan tenang saat melaksanakan kurban dengan menyembelih sapi.
"Kurban itu harus sapi yang sehat, sapi yang tidak sehat tidak akan diloloskan sebagai hewan kurban, kan kami akan ada dokter hewannya nanti," katanya.
Ia mengungkapkan penularan PMK pada hewan ternak di Garut sudah dinyatakan sebagai kejadian luar biasa dengan kasus mencapai seribuan ekor. Kondisi itu menjadi perhatian serius pemerintah daerah untuk melakukan langkah antisipasi dan penanganan agar wabah tidak meluas.
Pemerintah daerah, tambah dia, telah menerjunkan tim kesehatan hewan, dan melibatkan unsur TNI dan Polri untuk melakukan pengamanan dan pengecekan di lapangan.
"PMK ini kan sudah dinyatakan kejadian luar biasa, nah kejadian luar biasa ini akan ditangani juga dengan luar biasa, kita sudah koordinasi, TNI/POLRI dilibatkan," katanya.
Baca juga: Wabup Garut: Banyak wisatawan lewat "jalur tikus" masuk ke Situ Bagendit
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Kita menyelesaikan masalah ini dengan me-lockdown, tidak boleh ada lagi sapi-sapi yang sakit," kata Bupati Garut Rudy Gunawan kepada wartawan di Garut, Senin (23/5).
Baca juga: Ombudsman Jabar turun ke Garut dorong peningkatan kualitas layanan publik
Ia menuturkan pemerintah daerah sudah melakukan upaya untuk mencegah dan mengatasi wabah PMK agar tidak terus meluas ke ternak lainnya, begitu juga memeriksa secara ketat setiap sapi yang datang dari luar daerah.
Langkah itu, lanjut dia, dilakukan karena menjelang sebulan bahkan dua bulan sebelum Idul Adha sudah banyak berdatangan sapi dari luar daerah seperti dari Jawa Tengah maupun Jawa Timur masuk ke Garut, sehingga pemeriksaan diperketat.
"Biasanya Idul Adha itu 30 hari atau 60 hari sebelumnya, sapi itu sudah dikirim dari Jawa ke sini, oleh kita mau diadakan check point di Malangbong (perbatasan Garut dengan Kabupaten Tasikmalaya dan Sumedang)," katanya.
Ia menyampaikan upaya pemeriksaan secara ketat itu untuk memastikan hewan kurban dalam kondisi sehat sehingga masyarakat merasa aman dan tenang saat melaksanakan kurban dengan menyembelih sapi.
"Kurban itu harus sapi yang sehat, sapi yang tidak sehat tidak akan diloloskan sebagai hewan kurban, kan kami akan ada dokter hewannya nanti," katanya.
Ia mengungkapkan penularan PMK pada hewan ternak di Garut sudah dinyatakan sebagai kejadian luar biasa dengan kasus mencapai seribuan ekor. Kondisi itu menjadi perhatian serius pemerintah daerah untuk melakukan langkah antisipasi dan penanganan agar wabah tidak meluas.
Pemerintah daerah, tambah dia, telah menerjunkan tim kesehatan hewan, dan melibatkan unsur TNI dan Polri untuk melakukan pengamanan dan pengecekan di lapangan.
"PMK ini kan sudah dinyatakan kejadian luar biasa, nah kejadian luar biasa ini akan ditangani juga dengan luar biasa, kita sudah koordinasi, TNI/POLRI dilibatkan," katanya.
Baca juga: Wabup Garut: Banyak wisatawan lewat "jalur tikus" masuk ke Situ Bagendit
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022