Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo mengungkapkan keberadaan moda transportasi LRT Jabodebek akan menumbuhkan peluang usaha bagi UMKM.

"Harapannya ini bisa menumbuhkan peluang usaha khususnya UMKM yang menimbulkan multiplier effect, dan ini sudah terbukti di lintas-lintas jalur kereta baru yang kita tumbuhkan ini akan menumbuhkan pertumbuhan ekonomi," katanya dalam seminar daring di Jakarta, Kamis.

Baca juga: KAI sebut perasional komersial LRT Jabodebek akan dimulai Desember 2022

Didiek juga menambahkan bahwa manfaat lainnya dari LRT Jabodebek ini adalah memunculkan potensi pertumbuhan ekonomi baru di sekitar stasiun.

"Manfaat proyek LRT ini kalau kita melihat bagi masyarakat tersedianya alternatif moda transportasi massal yang lebih efisien dan modern," katanya.

Selain itu, LRT Jabodebek juga mendorong tersedianya lapangan pekerjaan baik pada saat pembangunan proyek maupun pengoperasian.
Kemudian, memperbaiki kinerja sistem jaringan transportasi, mengurangi kemacetan, emisi, penggunaan BBM dan penghematan waktu perjalanan.

Manfaat lain adalah menambah citra positif Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang mengoperasikan LRT berbasis teknologi grade of automation (GOA) level 3, mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar DKI Jakarta dan Jawa Barat, serta menimbulkan potensi penerimaan negara baik langsung maupun tidak langsung.

Baca juga: KAI Daop Cirebon layani 99.790 penumpang selama masa angkutan Lebaran

Sebelumnya, PT Adhi Karya memperoleh pendanaan melalui kredit sindikasi perbankan senilai Rp2,39 triliun untuk pembangunan LRT Jabodebek, dengan pembiayaan yang terserap mencapai Rp950 miliar.

Sindikasi perbankan tersebut berasal dari Bank Mandiri dengan persentase pendanaan 32,26 persen, BNI 32,26 persen, Bank Pembangunan Daerah Papua 20,87 persen, dan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara 14,61 persen.

Adapun total keseluruhan pembiayaan untuk membangun seluruh fasilitas LRT Jabodebek nantinya sebesar Rp4,2 triliun dengan tambahan pendanaan lain, yakni melalui penyertaan modal negara (PNM) senilai Rp1,3 triliun.

Saat ini, pembangunan fasilitas Depo LRT telah mencapai progres fisik sebesar 72,5 persen dengan manuver track dan transfer track yang telah selesai dikerjakan. Serta, gedung pengendali utama sudah diserahkan kepada KAI untuk proses persiapan operasi.

Pewarta: Aji Cakti

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022