ANTARAJAWABARAT.com,5/6- Puluhan mahasiswa asal Papua di Kota Bandung yang tergabung dalam Nasional Papuan Solidarity (NAPAS) menggelar aksi unjuk rasa, di pintu masuk Gedung Sate Bandung, Selasa, menolak segala bentuk kekerasan dan diskriminasi yang terjadi di Papua.

"Sudah 50 tahun lebih Papua di dalam NKRI tapi pemerintah seolah tak mampu memperdayakan orang Papua. Apalagi 72,72 persen rakyat Papua hidup dibawah garis kemiskinan," kata Penanggung Jawab Aksi Nasional Papuan Solidaritas Jekson Ikomouw, disela-sela aksinya.

Menurut dia, selama ini berbagai kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terus terjadi di Papua dan banyak warga Papua yang menjadi korban kekerasan dan pelanggaran HAM.

"Kemudian dari banyak kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi di Papua, tidak ada satu kasus pun yang dapat diselesaikan negara, belum ada penegakan hukum dan HAM baik di dunia internasional, nasional dan di tanah Papua," kata Jekson Ikomouw.

Oleh karena itu, kata dia, dalam aksi tersebut pihaknya menuntut agar segera dihentikan segala bentuk penindasan, kekerasan dan pembunuhan terhadap rakyat Papua.

"Selain itu, kami juga meminta agar pemerintah Indonesia segera membebaskan seluruh tahanan politik Papua dan membuat Tim Ad Hoc untuk menyelidiki dan menuntaskan kasus-kasus kekerasan dan diskriminasi terhadap tahanan politik papua," kata dia.

Dalam aksinya, para mahasiswa membawa beberapa poster yang bertuliskan tentang keadaan Papua saat ini seperti "Hentikan Separatis Untuk Melegalkan Operasi Pembunuhan di Papua".

Walaupun mendapatkan penjagaan dari aparat kepolisian, namun aksi tersebut berjalan lancar dan aman.***1***

Ajat S

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2012